Ketua Stikes Mandala Waluya Dituding Korupsi Dana Praktek Mahasiwa

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Ketua Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Mandala Waluya Kendari HM Idrus dituding melakukan korupsi pada biaya praktik mahasiswa sebesar Rp 228.8 juta. Kepala Stikes dituding tidak menyetor dana tersebut ke Yayasan Mandala Waluya.

Atas dugaan ini, beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Komunitas Rakyat Anti Korupsi (Kontrak) Sulawesi Tenggara (Sultra), melaporkan dugaan korupsi tersebut ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra.

Diungkapkan Ketua LSM Kontrak, Taha Ramadhan setelah melakukan investigasi, pihaknya menemukan dugaan tindak pidana korupsi atas biaya praktik mahasiswa, pada program perkuliahan jurusan keperawatan.

Program perkuliahan dimaksud yakni Praktik lapangan pada mata kuliah komunitas yang dilaksanakan dengan menempatkan seluruh  mahasiswa di Rumah Sakit Jiwa Kendari dan seluruh puskesmas di Kota Kendari selama 14 hari. Praktik ini diikuti 336 mahasiswa yang diwajibkan membayar Rp 681 ribu tiap orang. 

Dari pembayaran tersebut total uang yang terkumpul senilai Rp 228.8 juta, dan uang inilah yang diduga dikorupsi dengan tidak disetorkan Stikes pada yayasan Mandala Waluya. “Uang itu tidak distor di Rekening Yayasan Mandala Waluya, tapi malahan di stor di rekening Hakli Sultra,” kata Taha Ramadhan.

Selain itu Pria yang akrab disapa Taha ini menerangkan bahwa uang praktik itu seharusnya dibayarkan satu kali pada pembayaran SPP. “Uang (biaya praktik) itu dibayar satu kali pada SPP, jadi tidak perlu lagi bayar,” tandas pria dengan tampang brewok ini.

Atas dugaan korupsi tersebut, Taha sudah membuat Laporan Kejaksaan (LK) pada Senin (19/09/16) di Kejati Sultra, dengan membawa barang bukti satu bundel berupa berkas.

Dikonfiirmasi atas dugaan tersebut, Ketua Prodi Keperawatan Stikes Mandala Waluya, Asbath menjelaskan pungutan itu digunakan untuk biaya perlengkapan mahasiswa saat praktik dilapangan. “iya memang ada, itu semua untuk biaya perlengkapan (mahasiswa), seperti card ID, transport, dan lain-lainnya,” kata Asbath.

Sementara itu, terkait penyetoran uang oleh pihak Stikes ke rekening Hakli, Ketua Stikes Mandala Waluya, HM Idrus menjelaskan yayasan Hakli merupakan nama lama dari yayasan Mandala Waluya. Perubahan nama ini bertujuan agar mereka dapat menampung semua jurusan seperti kesehatan, keparawatan.

Pihak Stikes juga pernah berkoordinasi dengan pihak Bank (BNI) untuk melakukan perubahan nama, “Mereka (Pihak Bank BNI) bilang tidak apa-apa, nanti stempelnya saja yang dirubah atas nama Mandala Waluya,” Kata HM Idrus, Rabu (26/09/16) sore.

Selain itu, Ia juga menerangkan bahwa pemilik Hakli dan Mandala Waluya dipimpin oleh satu orang, “jadi namanya (yayasan) itu dua, tapi yang punya (yayasan) itu satu,” tutup HM Idrus.

  • Bagikan