KKN Tematik UHO Tawarkan Coding Bagi Pelajar SD-SMP

  • Bagikan
Salah seorang mahasiswa peserta KKN Tematik sedang mengajarkan coding pada salah seorang pelajar SMP. Foto: Dok Mahasiswa KKN UHO.
Salah seorang mahasiswa peserta KKN Tematik sedang mengajarkan coding pada salah seorang pelajar SMP. Foto: Dok Mahasiswa KKN UHO.

SULTRAKINI.COM: Universitas Halu Oloe melalui KKN Tematik tahun 2020 melaksanakan pelatihan coding bagi siswa-siswa SD dan SMP di 9 kabupaten/kota Sulawesi Tenggara.

Ketua tim, Norma Muhtar S.Si.,M.Si menjelaskan pelatihan bertujuan mengintervensi kegiatan anak menjadi aktivitas produktif, merangsang logika anak, dan membuat anak senang serta selalu terbangkitkan mood setiap harinya, yang diharapkan anak selalu gembira dan terjaga kesehatannya selama masa pandemi covid19.

Menurut Norma, coding dapat mentransformasi perilaku anak dari game player menjadi game creator dan membiasakan anak berpikir problem solving.

Prof. Dr. Edi Cahyono M.Si, sebagai salah satu dosen pembimbing dalam kegiatan KKN Tematik menjelaskan, salah satu jenis coding yang sesuai untuk anak-anak yaitu Logical Block Coding yang menggunakan balok-balok kode dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda agar pengguna dapat membedakan fungsi dari masing-masing blok agar tercipta sebuah fungsi atau program komputer.

Sementara itu, dosen pembimbing KKN Tematik, Dr Ruslan S.Si., M.Si mengatakan kegiatan KKN Tematik dilaksanakan sejak tanggal 11 Juni 2020  sampai tanggal 17 Juli 2020 yang diikuti sebanyak 24 orang mahasiswa berasal dari berbagai program studi yang tersebar pada 9 kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Tenggara

Seorang mahasiswa peserta KKN, Evan Pranata mengatakan setelah dilakukan pembekalan  dari lima orang dosen pembimbing, mahasiswa melakukan kegiatan di tempat tinggalnya masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan untuk melatih minimal satu murid SD dan satu pelajar SMP.

Materi pelatihan berupa block coding dan setiap siswa dibimbing menghasilkan sebuah karya game sederhana. Kegiatan pelatihan dipantau oleh dosen pembimbing dengan intensif menggunakan media telepon ataupun video conference. Setelah kegiatan berakhir, diharapkan para siswa dapat mengembangkan lebih lanjut pengetahuan yang diperoleh dan menghasilkan game ke level lanjutan secara mandiri.

Lebih lanjut Norma Muhtar menjelaskan upaya pemerintah menekan penyebaran virus (Covid-19) dengan menerapkan kebijakan pembatasan sosial seperti menjaga jarak sosial (social distancing), menghindari kontak fisik (physical distancing) atau membatasi interaksi sosial, tetap tinggal di rumah (stay at home) ikut berdampak pada proses pendidikan.

Hal ini berakibat pada kebijakan pemerintah pusat hingga pemerintah daerah yang menerapkan pembelajaran jarak jauh bagi seluruh lembaga pendidikan. Kegiatan pembelajaran dan ujian secara jarak jauh melalui jalur online memaksa anak untuk menggunakan gadget hampir sepanjang waktu.

Menurut Norma, kebijakan tersebut baik untuk mengurangi penyebaran virus, namun karantina di rumah menyebabkan anak-anak muncul rasa jenuh, stress, cemas, dan frustasi karena semua aktifitas harus dijalankan di dalam rumah.

Di sisi lain, orang tua juga mulai resah karena anak-anak mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget dan bermain game untuk mengatasi rasa jenuh belajar online, hal tersebut dapat berdampak anak-anak kecanduan bermain game.

Untuk itu dibutuhkan solusi agar anak-anak merasa senang diberi kebebasan berinteraksi dengan gadget dan orang tua merasa tenang karena anak-anak mereka diarahkan menggunakan gadget untuk hal-hal positif.

“Perlu adanya win-win solution bagi orang tua dan anak-anak untuk mengatasi permasalahan tersebut,” ujar Norma melalui release yang dikirim kepada SultraKini.com.

Laporan: Shen Keanu

  • Bagikan