KKN Tematik, Warga Dibimbing Pengelolaan Air Sumur Layak Konsumsi

  • Bagikan
Program KKN Tematik UHO tentang penjernian air menggunakan metode aerasi-filtrasi. (Foto: Instimewa)
Program KKN Tematik UHO tentang penjernian air menggunakan metode aerasi-filtrasi. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Belasan mahasiswa Universitas Halu Oleo melakukan pembinaan warga di perumahan UHO, Kelurahan Kambu dalam mengolah air sumur yang tidak layak konsumsi menjadi layak konsumsi. Pembinaan mulai 1 Agustus sampai 4 September 2018 itu merupakan bagian dari implementasi program kuliah kerja nyata (KKN) tematik dengan tema khusus pengelolaan air sumur menjadi air bersih dengan metode aerasi- filtrasi.

Ketua kelompok mahasiswa, Ld Ansyarullah S Sagala, menerangkan sebelum melaksanakan kegiatan pihaknya melakukan survei untuk melihat kondisi air di perumahan UHO. Hasilnya, menunjukan air sumur yang biasa digunakan warga, selain berkapur dan keruh, juga terdapat air sumur yang memiliki kandungan besi dan mangan cukup tinggi. Hasil survei ditindak lanjuti dengan penyuluhan risiko kesehatan mengkonsumsi air tidak layak konsumsi, sebelum melakukan bimbingan teknis tentang instalasi pemurnian air dengan metode aerasi-filtrasi.

“Kami turun membimbing masyarakat agar terhindar dari bahaya mengkonsumsi air yang tidak layak konsumsi. Kemudian kami memilih metode aerasi-filtrasi karena bahan yang untuk dibuat sangat didapat, yakni hanya membutuhkan pasir, kerikil, dan arang,” terang Ansyarullah, Selasa (4/9/2018).

Sementara itu, Ketua tim KKN Tematik, La Aba, mengatakan, terdapat 15 mahasiswa yang berpartisipasi dalam KKN tematik tersebut. Mereka berasal dari berbagai bidang keilmuan, seperti Jurusan Fisika sembilan orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat empat, dan Jurusan Matematika dua orang. Mahasiswa KKN dalam pelaksanaannya membuat dua instalasi pemurnian air sebagaipercontohan.

“Dalam kegiatan kami membuat dua instalasi pemurnian air sebagai percontohan, yakni di blok G 7 dan E 27. Kami merasa puas dengan kegiatan KKN tematik ini, karena tinggi antusias masyarakat terhadap pengelolaan air dengan metode aerasi-filtrasi,” ucap La Aba.

Laporan: M. Yusuf
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan