Kolaborasi Penari Antara Kepulauan Selayar dan Wakatobi Meriahkan HUT Wangsel ke-15

  • Bagikan
Sejumlah pemangku adat membacakan doa saat akan dimulai acara Kabuenga'a di Hari Ulang Tahun Kecamatan Wangi-wangi Selatan (Wangsel), Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara ke-15, Minggu (15/4/2018). (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Sejumlah pemangku adat membacakan doa saat akan dimulai acara Kabuenga'a di Hari Ulang Tahun Kecamatan Wangi-wangi Selatan (Wangsel), Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara ke-15, Minggu (15/4/2018). (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dan Wakil Bupati Kepulauan Selayar, serta sejumlah anggota DPRD Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan bersama rombongan menghadiri Hari Ulang Tahun Kecamatan Wangi-wangi Selatan (Wangsel), Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara ke-15, Minggu (15/4/2018).

Rombongan Pemerintah Kepulauan Selayar datang lebih dari 30 orang, mulai dari Wakil Bupati Selayar Zainuddin, Asisten Pemerintahan Andi Rahman, empat orang anggota DPRD Kepulauan Selayar, Kepala Dinas Pariwisata, 20 penari, tim seni batti-batti beserta sejumlah rombongan lainnya ini dirangkaikan dengan festival Koba. Dalam festival ini, juga diadakan acara Kabuenga’a (ayunan jodoh).

Bupati Wakatobi, Arhawi mengapresiasi gagasan arif lara tokoh dan generasi muda Wangsel yang berhasil menyelenggarakan kegitan dalam kemasan festival Koba, yang mengreflesikan asal usul Wangsel dalam identitas pulau Koba.

“Koba adalah kerajaan pertama di pulau Wangi-wangi yang dipimpin oleh Wasurubaende. Pemimpin negeri yang mampu mempersatukan empat kadie (wilayah adat) besar, yaitu Kadie Liya, Kadie Wangsel, Kadie Mandati, dan Kadie Kapota,” kata Arhawi.

Ia pun berterima kasih kepada seluruh masyarakat Wangsel yang masih konsisten menjaga dan memelihara situs benteng Wasurubaende sebagai situs penting dalam perjalanan sejarah Wakatobi.

“Sejarah harus menjadi bagian terpenting dalam perjalanan negeri ini. Situs sejarah harus kita jaga, kita lestarikan dan kita buat dokumennya agar menjadi referensi bagi generasi masa yang akan datang.

Sementara mengenai kedatangan Pemerintah Kabupaten Selayar ke Wakatobi, dikarena sejak dulu masyarakat Wakatobi dengan masyarakat Sulawesi Selatan telah memiliki kedekatan emosional, terutama berkaitan perdagangan antar pulau.

“Leluhur mereka turut serta dalam perintisan pasar-pasar rakyat di Wakatobi, terutama pulau Wangi-wangi,” ungkapnya.

Dalam mempererat hubungan dua daerah ini, 20 penari dibawa dari kepulauan Selayar dan berkolaborasi dengan tarian khas Wakatobi pada Minggu, 15 April 2018 sekira pukul 20.00 Wita.

 

Laporan: Amran Mustar Ode

  • Bagikan