Kondisi Pasar Modal Masa Pandemi, IHGS Ditutup pada Zona Merah

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Di tengah-tengah pandemi Covid-19 dan dinamika Pasar Keuangan global sepanjang Semester I 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mayoritas indeks acuan bursa global mengalami penurunan signifikan.

Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Yulianto Aji Sadono, mengatakan sampai dengan 7 Agustus 2020 IHSG masih ditutup di zona merah dengan 18,34 persen.

“Hal senada juga dialami oleh bursa global lain yang memiliki total kapitalisasi pasar lebih besar atau sama dengan USD 100 miliar. Namun demikian, Pasar Modal Indonesia masih berhasil mencatatkan perkembangan yang positif dan kinerja tertinggi di antara bursa-bursa ASEAN,” ujar Yulianto, Senin (10/8/2020) dalam keterangan resminya.

Dari sisi supply, PT BEI sampai dengan 10 Agustus 2020 berhasil mencatatkan 35 saham baru dan sekaligus merupakan yang tertinggi di antara bursa ASEAN, diikuti oleh sebelas saham baru di Malaysia, lima saham baru di Singapura, empat saham baru di Thailand, dan satu saham baru di Filipina (data per 31Juli 2020).

Sementara itu, dilihat dari segi fund raised sebesar USD 260 juta, BEI berada di peringkat ke-2 di antara ASEAN setelah Thailand (USD 2,76 miliar). Pencatatan saham baru di BEI diikuti dengan tujuh pencatatan ETF baru, satu EBA, dan satu Obligasi Baru.

Selain itu, berdasarkan data dari World Federation of Exchanges sampai dengan Juni 2020, 45 produk Exchange Traded Fund (ETF) di BEI juga merupakan jumlah ETF tertinggi di antara bursa-bursa efek di ASEAN, diikuti oleh 18 ETF di Malaysia, 17 ETF di Thailand, enam ETF di Singapura, dan satu ETF di Filipina (kategori ETF berbasis indeks lokal).

Memperhatikan pertumbuhan sisi supply di BEI sampai dengan 10 Agustus 2020, secara total terdapat 44 pencatatan efek baru yang terdiri dari saham, obligasi dan efek lainnya dari target 46 pencatatan efek baru pada 2020.

Dari sisi demand, jumlah investor Pasar Modal Indonesia yang tercatat pada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juli 2020, yang terdiri atas investor saham, reksa dana, dan obligasi telah bertumbuh sebesar 22 persen dari 2019 menjadi 3,02 juta investor. Dari jumlah tersebut, 42 persen di antaranya merupakan investor saham.

“Kondisi pandemi Covid-19 ternyata tidak menyurutkan minat investor untuk bertransaksi saham. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah rerata harian investor ritel saham yang melakukan transaksi sejak Maret sampai dengan Juli 2020, atau meningkat 82,4 persen dari bulan Maret 2020 sebanyak 51 ribu mencapai 93 ribu investor pada Juli 2020,” jelasnya.

Angka investor ritel yang bertransaksi pada Juli tersebut berada di atas rata-rata investor aktif ritel sejak awal 2020 sebanyak 65 ribu investor
ritel.

Sedangkan dari sisi aktivitas perdagangan di BEI, tercatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp 7,67 triliun/hari sampai dengan periode Juli-2020, dengan total rata-rata frekuensi dan volume transaksi perdagangan masing-masing mencapai 537 ribu kali dan 7,91 miliar lembar saham.

Adapun angka rata-rata frekuensi perdagangan di BEI tersebut merupakan yang tertinggi di Bursa Efek kawasan ASEAN sejak 2018.

Peringatan 43 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia

Selanjutnya dalam rangka memeriahkan peringatan 43 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, OJK dan SRO menyiapkan serangkaian acara yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).

Selain untuk meningkatkan awareness dan mengenang kembali tonggak sejarah diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia, rangkaian acara Peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia juga dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan pencapaian dan peranan penting Pasar Modal Indonesia dalam perekonomian nasional, serta menjalin hubungan baik antarsesama pelaku pasar modal, media, dan masyarakat pada umumnya.

Secara resmi dengan mengusung tema “Meningkatkan Stabilitas Pasar Modal pada Era New Normal”, Peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia dibuka dengan Seremoni Pembukaan Perdagangan dan dilanjutkan dengan Konferensi Pers OJK dan SRO pada, Senin (10/8) secara semi virtual di Main Hall BEI dan via Zoom webinar.

Beberapa rangkaian kegiatan lain yang diselenggarakan, yaitu Public Expose Live 2020, The 6th Indonesian Finance Association International Conference, Sekolah Pasar Modal untuk Negeri, Capital Market Summit & Expo 2020, Capital Market Fun Day, CEO Networking, kompetisi berupa Indonesia Capital Market Got Talent, Tiktok and Youtube Competitions, 10 Days Challenge, Kompetisi Virtual Trading dan e-Competitions olah raga dan games, serta kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).

Tahun ini juga diadakan kembali kegiatan media, berupa Media Gathering Virtual dan Kompetisi Penulisan Artikel dan Fotografi Jurnalistik untuk Wartawan Pasar Modal. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan