Korban Laode Siifu Tertembak di Atas Perahu

  • Bagikan
Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga di dampingi Wakapolres Kompol Yusuf Mars, di halaman RSUD Muna saat menunggu kesiapan pihaknya mengantarkan jenazah ke rumah duka. (Foto: Arto Rasyid/

SULTRAKINI.COM: MUNA – Peluru jenis Revolver yang menewaskan Laode Siifu, berasal dari oknum petugas Bintara Unit Reserse dan Kriminal Kepolisian Sektor Napabalano. Penembakan diduga saat korban berusaha menyelundupkan BBM.

Data Polres Muna mengungkapkan, saat kejadian oknum polisi tersebut sedang bertugas piket malam di pelabuhan Feri Tampo-Torobulu. Dia kemudian menerima laporan dari seorang warga adanya aksi penyelundupan BBM sebanyak dua kali dalam seminggu di kawasan tersebut. Menindaklanjuti laporan itu, Bripka A langsung ke lokasi dan mendapati perahu menempel di Feri Rumbia.

“Berdasarkan dari laporan warga telah terjadi transaksi BBM ilegal. Oknum polisi yang turun ke TKP mendapati korban sedang mengangkut BBM dari Kapal Feri Rumbia menggunakan perahu,” terang Kapolres Muna, AKBP Agung Ramos Paretongan Sinaga kepada awak media, Jumat (16/6/2017).

Untuk menghentikan transaksi tersebut, Bripka A memberikan tembakan peringatan sebanyak tiga kali ke udara. Kemudian korban berusaha melarikan diri, sehingga dia melakukan tindakan tegas.

“Tiga kali tembakan peringatan, tembakan ke empat mengarah ke perahu karena korban mencoba melarikan diri,” jelasnya.

(Baca: Warga Tampo Ini Tewas Terkena Peluru Polisi)

Oknum polisi itu akan diberikan tindakan tegas apabila terbukti sengaja menghilangkan nyawa korban. Untuk sementara waktu, kepolisian mengamankan yang bersangkutan di sel Polres Muna guna penanganan lebih lanjut.

“Jika pelaku tidak sesuai SOP di lapangan, kita akan pecat. Tapi kita lihat dulu karena pelaku masih menjalani pemeriksaan dan sekarang ini masih mendalami kasus ini dengan olah TKP,” tegas AKBP Agung Ramos.

Sementara itu, Anak Korban Penembakan, Laode Rislan (22) mengungkapkan ayahnya (korban) selalu menghabiskan waktu malam dengan memancing di samping feri. Namun pada saat kejadian, dirinya berada di KM. Rumbia, mendengar suara tembakkan sebanyak dua kali yang dilakukan oknum polisi, dan melihat ayahnya sudah terjatuh.

“Ayah saya memang suka memancing di samping feri. Saya mendengar dua kali tembakan dan melihat ayah saya sudah terjatuh,” ucap Rislan.

Ditempat terpisah Istri korban Penembakan, Waode Marlina yang ditemui di RSUD Muna bercerita, suaminya (korban) sepulang dari kebun, sempat izin untuk pergi memancing. Setelah itu dirinya tidak mengetahui sama sekali insiden yang menimpa suaminya. Namun sekitar pukul 03.30 Wita, ia mendapat kabar dari anaknya Laode Rislan terkait penembakan tersebut.

“Saya mengetahui dari anak saya, menyuruh saya ke rumah sakit karena ayahnya (korban) kena tembak,” kata Marlina sambil menangis.

Pantauan SultraKini.Com, Kapolres Muna beserta perwira tinggi dan jajarannya bersama keluarga korban usai waktu salat Jumat mengantarkan jenazah korban ke rumah duka di Kelurahan Tampo, Kecamatan Napabalano. Rencananya jenazah akan dimakamkan sekitar pukul 15.15 Wita oleh pihak keluarga.

Laporan: Arto Rasyid

  • Bagikan