Kreasi Mengubah Pasir Jadi Duit

  • Bagikan
bisnis kerajinan tangan dari pasir sejak 2011, membawa berkah tersendiri Didot panggilan akrab Rahmat Aditia.Foto: Sarini Ido/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Menjadi pengusaha merupakan dambaan banyak orang. Selain penuh tantangan, menyibukan dari dengan membangun usaha juga punya banyak keuntungan. Salah satunya jelas, keuntungan ekonomi.

 

Membangun usah konon tidak mudah, butuh serangkaian persiapan, modal dan mental serta keberanian. Tapi ternyata ini bisa menjadi pendapat yang keliru, karna membangun ternyata dapat dilakukan dari hal yang sederhana. Salah satu contohnya, yakni usaha pasir lukis, yang dilakukan oleh Rahmat Aditya.

 

Memulai bisnis kerajinan tangan dari pasir sejak 2011, membawa berkah tersendiri Didot panggilan akrab Rahmat Aditia. Meski usianya sangat muda, namun telah dapat menghasilkan keuntungan hingga Rp4 juta setiap bulannya.

 

Menurut Didot, membuat kerajinan tangan dengan bahan utama pasir sangat menguntungkan. Bahkan keuntungan didapatkan lebih banyak daripada pengeluaran. Karena memanfaatkan bahan utama dari alam, seperti pasir. Dirinya tak perlu mengeluarkan operasional yang besar, karena bahan ini banyak dijumpai dipinggiran pantai.

 

\”Pasir mudah didapat. Keuntungan membuat kerajinan tangan dari pasir juga lebih banyak,\” katanya, Rabu (11/5/2016).

 

Tekstur pasir yang kasar dan berwarna alami, sangat menarik dijadikan bahan utama pembuatan kerajinan. Sedangkan pemasarannya sendiri di Kota Kendari masih langka. Sehingga sangat berpeluang menjadi peluang bisnis.

 

Ragam bentuk kerajinan yang saat ini digeluti, seperti tempat tisu, bingkai foto, tempat pensil, kotak multi fungsi, jam dinding, lampion dan topeng hias. Menurutnya, desain bentuk dan ukuran dapat disesuaikan keinginan para pelanggan langsung, untuk memberikan nuansa berbeda.

 

\”Pelanggan bisa request desainnya,\” kata Rakhmat Aditya, Rabu (11/5/2016).

 

Untuk teknik pembuatannya pun tidak terlalu sulit. Sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat kerajinan seperti satu bingkai misalnya relatif singkat, hanya dua hingga empat hari.

 

\”Tergantung cuaca juga. Kalau cuaca bagus dua hari. Kalau tidak bisa empat hari,\” tambahnya.

 

Sedangkan tahap yang diperlukan, yakni tahap desain, pembalutan pasir, penjemuran, pembalutan pasir tahap dua hingga penambahan bahan lainnya untuk mempercantik hasil kerajinan.

 

\”Pasirnya saya gunakan yang kasar, warnanya terserah,\” tuturnya.

 

Taksiran harga setiap kerajinan tangan pasir, tidak begitu mahal, yakni 10 ribu rupiah hingga 200 ribu rupiah. Hal ini tergantung jenis desain, ukuran dan tingkat kesulitan.

 

Didot yang memamerkan kerajinannya di Galeri Kita miliknya bersama rekan kerjanya Muh. Sofyan Sani, juga memasarkan lewat dan pameran lokal. Baginya, usaha ini sangat menguntungkan dan tidak mengganggu aktifitas lainnya. Bahkan sering memberikan peluang kerja ke rekan-rekannya, saat kerajinan dibanjiri pesanan.

 

\”Kita pintar-pintar saja melihat peluang,\” terangnya.

 

Pemanfaatan pasir sebagai bahan utama kerajinan tangan masih langka di Kota Kendari. Sehingga berpeluang bisnis untuk menambah pemasukan sehari-hari. Disisi lain juga, mengurangi jumlah sampah yang berdampak pelestarian lingkungan.

 

Salah seorang pelanggan, Satria Catur Gusrawati mengatakan, ketertarikannya membeli sebab bahannya dari pasir dan jarang dibuat orang lain. \”Unik, soalnya dari pasir. Saya pesan bingkai foto,\” ucapnya.

  • Bagikan