Kreatif, Di Tengah Pandemi Komunitas Muda Mudi Baubau Ciptakan Suasana Belajar di Alam

  • Bagikan
Edu-Field Trip di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. (Foto: Dok. Komunitas Sukarelawan Hijau Baubau)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Komunitas Sukarelawan Hijau Baubau, Sulawesi Tenggara menciptakan suasana baru di tengah anak-anak yang selama ini harus belajar dari rumah. Demi mengurangi stres akibat belajar dari rumah semasa pandemi Covid-19, para muda mudi ini mengajak anak-anak di wilayah setempat belajar di ruang belajar alam pada Minggu (15 November 2020).

Pandemi membuat banyak aktivitas selari-hari teralih ke dalam rumah. Hal ini tentu bukan tanpa alasan, anjuran demikian demi menghindari kerumunan yang berpotensi terjadi penyebaran virus. Situasi ini dinilai Muhammad Yunan bisa memicu stres pada anak-anak dan orang tua. Sebab, mereka lebih banyak berada di dalam rumah atau kurang mendapat sentuhan suasana alam sekitar.

Muhammad Yunan mengatakan, banyak penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terbiasa dengan alam akan mengalami peningkatan kesehatan, kebahagiaan, dan kapasitas intelektualnya. Bermain di luar rumah dapat menekan gejala ADHD, dan tingkat stres pada anak.

“Bermain di alam bebas secara berkala dapat menaikkan prestasi sekolah anak dan mampu membuat anak berperilaku lebih manis. Alam di luar menawarkan banyak hal yang dibutuhkan seorang anak untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal,” ucapnya.

Meski situasi pandemi, terlebih memasuki kebiasaan baru, anak-anak dan orang tua dinilainya perlu mendapatkan kesempatan menikmati keindahan alam. Menghirup udara segar sambil mendengarkan aliran air yang menyejukkan pikiran, dan banyak hal bisa didapatkan di alam tentunya. Konsep demikian kemudian dibentuk komunitas tersebut dengan sebuah kegiatan bernama Edu-Field Trip.

Kegiatan Edu-Field Trip, kata Muhammad Yunan, berisi pendidikan lingkungan. Bagaimana anak-anak diarahkan lebih mengenal lingkungan sekitarnya.

Lewat kegiatan tersebut, 31 orang murid SD dan SMP didampingi orang tua mereka diajak melakukan sebuah perjalanan susur alam terintegrasi pembelajaran lingkungan hidup dengan jalur yang telah disurvei melalui hasil koordinasi Dinas Kesehatan, SAR, dan Komunitas Pecinta Alam.

Antusias nampak tergambar di tengah anak-anak tersebut. Sebab, kegiatan itu jarang bahkan belum pernah mereka lakukan.

Anak-anak ini awalnya berkumpul di Benteng Keraton, tepatnya lawatan Dete. Mereka lalu menuruni puluhan anak tangga hingga ke lokasi pertama, yakni penyeberagan sungai. Tim kemudian mengarahkan peserta ke kebun cokelat untuk menerima materi tentang lingkungan dan hutan sambil belajar mengamati tumbuhan sekitar, termasuk jenis-jenis serangga. Peserta juga diberikan kesempatan memberikan makanan kepada hewan ternak dan menanam beberapa jenis sayur-sayuran. Sungguh menyenangkan bagi anak-anak tersebut.

“Mereka juga diajak memanen beberapa jenis-jenis sayur-sayuran di perkebunan organik, di antaranya wortel, bayam, ubi, dan lain-lain,” tambahnya, Senin (16/11/2020). (C)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan