Krisis Lahan Belum Usai, Suku Bajo Tuntut Pemda Wakatobi

  • Bagikan
Ratusan masyarakat Mola Raya melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Bupati Wakatobi. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Ratusan masyarakat Mola Raya, Kecamatan Wangi-wangi Selatan kembali melakukan aksi menuntut Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi, agar mencari solusi terkait keterbatasan lahan di pemukiman mereka, Selasa (2/042017).

“Lebih dari 10.000 jiwa warga Mola Raya masih ada 750 kepala keluarga (KK) belum memiliki rumah. Bukan mereka tidak punya uang, tapi tidak punya lahan untuk mendirikan rumah,” jelas Seorang Orator, Majarudin.

Kata dia, kurangnya lahan membuat tujuh KK tinggal satu rumah dan paling sedikit dua KK dalam satu rumah. “Kami minta pesisir Pulau Oto’ue agar dihuni masyarakat bajo,” katanya.

Orator lainnya juga menyuarakan masalah tersebut. Mereka mendesak Pemda Wakatobi dan DPRD Wakatobi membuat peraturan daerah tentang pemanfaatan wilayah pesisir pantai sebagai pemukiman bajo di Mola Raya.

Menanggapi persoalan itu, Bupati Wakatobi, Arhawi mengaku pernah berdiskusi bersama Sara (adat) Mandati terkait rencana relokasi sebagian masyarakat Mola ke pesisir Pulau Otou’e karena lokasi itu milik Sara Mandati.

“Menurut Sara Mandati harus didiskusikan dengan seluruh adat,” jelas Arhawi saat berdiskusi dengan demonstran.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti pun telah mengusulkan agar dilakukan relokasi ke wilayah Sara Liya. Namun menurut Arhawi relokasi itu akan berakibat tertutupnya jalan masyarakat untuk melaut.

Untuk itu Arhawi berjanji akan mencarikan solusi terbaik agar kebijakan nantinya tidak menimbukan masalah baru.

Mendengarkan penjelasan Arhawi, massa aksi pun membubarkan diri dengan tertib.

  • Bagikan