Kualitas Mobil Baru Indonesia Memburuk di 2017

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: Google)

SULTRAKINI.COM: Perusahaan riset dan penelitian JD Power merilis hasil studinya, Indonesia Initial Quality Study (IQS). Mereka menemukan fakta baru, kalau pemilik mobil baru mengaku mengalami masalah lebih tinggi pada saat-saat awal mengendarai kendaraannya di 2017 dibanding 2016.

Naiknya permasalahan tersebut, lantaran meningkatnya penggunaan kendaraan. Ini membuat konsumen semakin lama berada di dalam mobil, dan membuat mereka semakin sadar akan masalah pada kendaraannya.

Studi ini mengukur masalah yang dialami oleh pemilik kendaraan baru dalam jangka waktu dua sampai enam bulan pertama kepemilikan, serta memeriksa lebih dari 200 jenis masalah dalam delapan kategori kendaraan. Mulai dari mesin dan transmisi, pengalaman berkendara, interior dan eksterior kendaraan, fitur, kontrol dan tampilan, pemanas, ventilasi dan pendingin (HVAC) audio, hiburan atau navigasi dan tempat duduk.

“Sama seperti beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan penggunaan kendaraan baru, terutama mengingat kondisi berkendara di Indonesia. Ini menyebabkan pemilik kendaraan banyak menghabiskan waktu mereka di dalam mobilnya,” tutur Kaustav Roy, Direktur JD Power Singapura dalam siaran resminya, Rabu (31/1/2018).

“Jadi, makin banyak waktu yang dihabiskan pemilik di dalam mobilnya, mereka jadi lebih sadar akan masalah pada kendaraannya, soal kenyamanan mereka saat mengemudi, pengunaan audio, entertainment atau sistem navigasi dan interior, selain beberapa faktor di sektor lainnya. Produsen perlu memastikan bahwa fitur-fitur seperti itu, sebaiknya dirancang bisa bertahan lama,” ujar Roy.

Secara keseluruhan, kualitas awal (initial quality) rata-rata pada tahun 2017 adalah 109  poin, dibandingkan dengan 70 poin pada 2016. Peningkatan ini juga dipengaruhi terutama oleh banyaknya jumlah permasalahan

Kualitas awal (initial quality) diukur dari jumlah rata-rata permasalahan yang dialami per 100 kendaraan (PP100/Problem per 100 Vehicle), di mana skor yang lebih rendah mencerminkan kualitas yang lebih bagus dibanding yang skornya tinggi.

Sumber: Kompas.com

  • Bagikan