Lahan Kakao Terluas, Kaltim Belum Melampaui Kolutif

  • Bagikan
Rapat pendahuluan penyusunan dokumen RPJMD Koltim Periode 2016-2061, di Aula Kantor Bupati Koltim, Rabu (16/3/2016).foto:ist

SULTRAKINI.COM: KOLTIM – Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), menjadi daerah perkebunan Kakao terluas di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal ini tertuang dalam konsep rencana program jangka menengah daerah (RPJMD) Koltim 2016-2021, dibawah kendali Drs H Tony Herbiansyah Msi-Hj Andi Merya Nur SIP, sebagai Bupati-Wakil Bupati Koltim Periode 2016-2021.

Konsep tersebut dijabarkan dalam rapat pendahuluan penyusunan dokumen RPJMD Koltim Periode 2016-2061, di Aula Kantor Bupati Koltim, Rabu (16/3/2016).

Meski memiliki lahan paling luas, produksinya masih kalah dari wilayah Pake Kabupaten Kolaka Utara.

Dalam penjabaran konsepnya, Bupati Tony merinci empat wilayah yang menjadi sentra produksi Kakao di Sultra. Pertama, sentra Pakue Kolaka Utara seluas 82.502 hektar, dengan produksi per tahun 76.761 ton dan perkiraan nilai harga Rp1.304.937.000.

Sementara sentra Lambandia Koltim dengan luas 94.000 hektar, hanya untuk memproduksi 40.122 ton per tahun, dengan perkiraan nilai harga Rp682.074.000.

Kemudian, sentra Besulutu Konawe 39.761 hektar, dengan produksi per tahun 14.594 ton, perkiraan nilai harga Rp284.098.000

Serta sentra Lalembuu Konsel dan Bombana, 9.925 hektar, dengan produksi per tahun 14.859 ton dan perkiraan nilai harga Rp252.603.000

Total luas perkebunan Kakao dari empat kawasan ini yakni 245.350 hektar, dengan produksi per tahun 146.336 ton dan perkiraan nilai harga Rp2.487.712.000.

Untuk harga di kisaran Rp17.000 per kilogram, dengan produksi 850 kilogram per hektar per 5 orang.

  • Bagikan