Lakukan Sidak, Tim Pengawasan BBM Masih Temukan APMS dan Transportir Nakal di Wakatobi

  • Bagikan
Tim Pengawas BBM melakukan sidak di APMS milik La Nane (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)
Tim Pengawas BBM melakukan sidak di APMS milik La Nane (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Tim Pengawasan dan Distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi Kabupaten Wakatobi saat melakukan sidak masih menemukan sejumlah Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) yang nakal, Sabtu (9/1/2020).

APMS yang masih bandel diantaranya, tidak menjual solar melalui mesin nozzle, dan ada juga APMS yang tidak buka.

Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan Wakatobi, Safiuddin mengungkapkan, dari hasil sidak hanya terlihat satu APMS Matahora milik Muh. Haza Rahman (PT Untuno Pratama) yang melakukan pelayanan penjualan solar melalui mesin nozzle.

“Dari pantauan kami di beberapa APMS hanya APMS di Matahora yang menjual solar dengan harga ketetapan pemerintah yaitu Rp 5.150 perliter,” kata Safiuddin.

Sementara, APMS di Waelumu milik  Umar (CV Uthykasisakti Mutu Utama) tidak terlihat melayani penjualan solar, hanya melayani penjualan premium dan pertalite, namun terlihat di mesin nozzlenya tertera sesuai penetapan pemerintah.

Kemudian, APMS Wandoka (CV Sumber Wangi) walaupun tidak beroperasi namun di mesin nozzlenya tertera sesuai penetapan pemerintah.

Menurutnya, hanya di APMS Mandati milik La Nane (CV. Fajar Melar) tidak menjual solar, dengan alasan tidak ada nozzle khusus solar. Namun sudah ada niatan membuat nozzle untuk pelayanan solar.

Safiuddin juga mengatakan, hasil sidak tersebut akan kembali dibahas dalam rapat internal Tim Pengawasan dan Distribusi BBM subsidi Kabupaten Wakatobi. 

“Apa yang kami temukan tadi itu bagian dari pembahasan nanti, nanti dalam pembahasan itu kemudian akan dilihat mana yang penyelesaiannya ditingkat daerah dan mana yang harus ketingkatan yang lebih tinggi, seperti BPH Migas,” paparnya.

Dalam sidak itu, sejumlah APMS telah menjual sesuai ketetapan pemerintah yaitu, premium perliter Rp 6.450, dan pertalite perliter Rp 7.850 perliter. Hanya sub penyalur BBM di sekitar Marina yang menjual premium perliter Rp 8.500, dan petalite perliter Rp 9.000.

Selain APMS yang menjadi lokasi sidak, tim ini juga mendatangi lokasih kapal pengangkut BBM berlabu.

Salah seorang ABK kapal pengangkut BBM Hasanudin mengaku, selama bertahun-tahun ia mengikuti kapal untuk mengakut BBM ke Wakatobi tangki tidak pernah disegel dari pihak depot pertamina Baubau.

“Tidak pake segel, hanya kami kunci saja. Kalau kami antar BBM ke talaga ada segel warna merah, tapi kalau ke Wakatobi selama saya   ikut kapal tidak ada,” ucapnya.

Turut serta dalam sidak ini yaitu, Kepala Disperindag Wakatobi Safiuddin bersama Staf, Kepala Dinas Perizinan Wakatobi Karibi bersama Staf, Kasi Intel Kejari Wakatobi Baso Sutrianti bersama Staf, Kasat Reskrim Polres Wakatobi Iptu Juliman bersama anggota, dan Kasat Pol-PP bersama anggota. (B)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan