Lembaga Penanganan Masalah antara Perusahaan dan Pekerja akan Terbentuk di Baubau

  • Bagikan
Kepala Dinas Tenaga Kerja Baubau, Zarta. (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)
Kepala Dinas Tenaga Kerja Baubau, Zarta. (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: Pemerintah Kota Baubau menjadi kota ke tiga di Provinsi Sulawesi Tenggara yang membentuk Lembaga Kerja Sama Tripartit (LKST), sebagai lembaga khusus penghubung antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Rapat perdana pembentukannya diadakan di Aula Gedung Kantor Wali Kota Palagimata, Rabu (18 Juli 2019).

LKST merupakan lembaga khusus pemerintah untuk memfasilitasi penyelesaian masalah antara pengusaha dan pekerja, agar dapat berkoordinasi dengan pemerintah.

LKST juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memfasilitasi pemecahan masalah atas tuntutan-tuntutan masyarakat (pekerja) yang beberapa kali melakukan aksi, di antaranya tuntutan Upah Minimum Propinsi (UMP) dan pengadaan BPJS Ketenagakerjaan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Baubau, Zarta mengatakan LKST dibentuk sebagai forum komunikasi dan konsultasi antara serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah selaku pemangku kepentingan tripatrit. Baubau adalah kota ke-3 yang memiliki LKS tripartit, setelah Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka.

“Tuntutan-tuntutan masyarakat ini dapat difasilitasi melalui tripatrit, sehingga pengusaha dan pekerja memberikan pertimbangan, saran, dan rekomendasi kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait,” terang Zarta, Rabu (17/7/2019).

Sekretaris Daerah, Roni Mukhtar berharap kerja sama yang dibentuk menciptakan harmonisasi antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Efek positifnya, tidak ada lagi keluhan pekerja menyangkut kompensasi, suasana kerja, maupun pelayanan.

“Saat ini, pemerintah sedang berupaya membangun Balai Latihan Kerja (BLK) yang diharapkan dalam waktu dekat bisa terwujud,” lanjutnya usai membuka rapat perdana pembentukan tripartit.

Di Kota Baubau terdapat 672 perusahaan tercatat di Disnaker, terdiri dari enam perusahaan besar, 14 sedang, dan 652 perusahaan skala kecil.

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan