Lestarikan Tradisi Lisan, Kabanti Muna dan Sua-Sua Tolaki Dilantunkan Para Pelajar

  • Bagikan
Foto bersama Kepala Kantor Bahasa Sultra, Sandra Safitri Hanan (kanan), Sekretaris Daerah Kota Kendari, Alamsyah Lutunani (tengah), Minggu (5/11/2017). (Foto: Mita/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Menjadi budaya mayoritas di Provinsi Sulawesi Tenggara, khusunya di Kota Kendari, membuat pihak Kantor Bahasa menyelengarakan pertunjukan Kabanti Muna dan Sua-Sua Tolaki dalam pembinaan dan pementasan sastra lisan daerah bagi siswa tingkat SMA sederajat se-Kota Kendari di Taman Kota, Minggu (5/11/2017).

Pertunjukkan Kabanti Muna dan Sua-Sua Tolaki diikuti 12 sekolah, yakni SMAN 2 Kendari, SMAN 3 Kendari, SMAN 5 Kendari, SMAN 6 Kendari, SMAN 7 Kendari, SMAN 10 Kendari, SMAN 11 Kendari, SMKN 1 Kendari, SMKN 3 Kendari, SMAS Kartika Kendari, SMAS Satria Kendari, dan MAN 1 Kendari.

“Sebenarnya kegiatan ini ditujukan untuk Suku Tolaki, karena ini Kota Kendari. Tetapi menggigat banyaknya orang Muna yang berada di Kota Kendari, bahkan ada beberapa sekolah yang ternyata mayoritas siswanya orang Muna, contohnya SMAN 2 Kendari, jadi kami bikin dua kegiatan, yaitu Suku Tolaki dan Muna,” jelas Kepala Kantor Bahasa Sultra, Sandra Safitri Hanan di lokasi kegiatan, Minggu (5/11/2017).

Untuk menghasilkan keberhasilan pertunjukkan yang kaya akan kekentalan budayanya, kantor Bahasa turut melibatkan pelatih sekaligus dewan juri sebelum dan selama kegiatan berlangsung.

“Pelatih Muna kita undang langsung dari dari Raha. Sedangkan pelatih Tolaki kita datangkan dari Unaaha, ternyata pada proses latihan, awal-awalnya mereka belum biasa, masih agak kaku, tetapi setelah latihan dua hari, ternyata karena menjiwai jadi merasa nyaman dan jadi suka,” kata Sandra.

Sebelumnya, dengan konsep yang sama, pihaknya menyelenggarakan di Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Muna.

Sehubungan gambaran data tingkat penguasaan bahasa daerah dikalangan pelajar, rupanya masih akan di survei oleh pihaknya. “Ini belum (survei bahasa daerah), tapi kedepan akan ada, kerena kan kita ada pelatihan dulu setelah itu lomba, mungkin baru ada sebagai bentuk evaluasi kalau semua sastra lisan sudah kami laksanakan,” ujar Sandra.

Pertunjukkan dua budaya ini juga diapresiasi oleh Pemerintah Kota Kendari melalui Sekretaris Kota, Alamsyah Lotunani yang hadir di pertunjukkan itu.

“Saya mewakili pemerintah kota menyampaikan apresiasi, dan juga terima kasih kepada Kantor Bahasa Sultra yang telah menginisiasi untuk mengembangkan kelestarian budaya kita. Jadi sesuai dengan  harapan pemerintah kota dengan tujuan, ingin agar semua warga kota harus menaati norma budaya lain dan itu sudah tertuang dalam konsep pembangunan kota. Di kota ini (Kendari), ada 30 etnis berbeda,” ucap Alamsyah.

Laporan: Mita

  • Bagikan