Lima Kelakuan Penumpang Bahayakan Penerbangan

  • Bagikan
ilustrasi pesawat (Foto: tribunnews.com)
ilustrasi pesawat (Foto: tribunnews.com)

SULTRAKINI.COM: Pesawat merupakan pilihan transportasi cepat dan nyaman untuk berpergian keluar daerah. Sebagai penumpang, ada etika harus ditaati agar perjalanan aman dan lancar. Lantas, bagaimana etika menjadi penumpang pesawat?

1. Jangan membuka pintu darurat

Kita tidak boleh membuka pintu darurat saat sedang dalam penerbangan. Di atas udara, kita tidak punya cukup oksigen. Biasanya ini dinamakan decompression. Jika terjadi decompression, semua orang di dalam pesawat bisa sulit bernapas, pusing, mual bahkan hipoksia.

Membuka pintu darurat juga tak hanya mengganggu para penumpang dengan berbagai dampak buruk pada tubuh. Dari sisi pesawat itu sendiri, dapat berakibat kerusakan di bagian tertentu mesin pesawat, juga karena decompression itu, pesawat dengan tiba-tiba kehilangan kendali;

2. Jangang menggunakan (mengaktifkan) telepon genggam

Meski sudah ada airplane mode, mungkin kamu tak tahu bila ponsel memang tetap harus dimatikan saat kamu berada di pesawat terbang. Sebagian penumpang pesawat belum memahami betapa pentingnya mematikan ponsel ketika berada di dalam pesawat. Padahal langkah itu sangat penting demi keselamatan penerbangan. Alasannya, dapat mengganggu sistem navigasi dan komunikasi pesawat.

Mungkin kamu belum tahu, selama penerbangan pilot terus terhubung dengan air controller di darat dan memerhatikan radar. Kamu mungkin tak menyadari bahwa pesawat sebenarnya seringkali melintas di atas atau bawah atau bahkan berpapasan dengan pesawat lainnya. Komunikasi dengan air controller dan radar ini semuanya menggunakan gelombang radio.

Wajar apabila situasi sedang tidak mendukung gelombang sinyal elektronik dari handphone dan alat elektronik penumpang mengganggu komunikasi pilot. Biasanya pilot akan mendapatkan suara mengganggu di jalur komunikasinya atau gambar yang mengganggu di radar. Apabila hal ini terjadi, kapten atau pramugari akan langsung mengumumkan agar penumpang segera mematikan polsel mereka.

Larangan penggunaan ponsel di pesawat juga diinstruksi Direktur Keselamatan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan melalui surat Nomor AU/4357/DKP.0975/2003 tentang larangan penggunaan ponsel di dalam pesawat udara, sebagai suatu instruksi pelarangan lanjutan mengingat studi larangan ini sesungguhnya sudah diterbitkan oleh FAA (Badan Penerbangan Federal AS) sejak 1991;

3. Membaca petunjuk keselamatan

Penting memahami prosedur keselamatan selama penerbangan berlangsung. Pramugari sebenarnya telah memperagakan simulasi penyelamatan. Tetapi, terkadang penumpang pesawat lupa atau kurang paham akan informasi terebut. Penumpang bisa membaca kartu keselamatan yang sudah disediakan depan kursi penumpang.

4. Pakai terus sabuk pengaman

Alasan sebenarnya penumpang harus mematuhi aturan lampu tanda mengenakan sabuk pengaman. Hal ini tidak lain untuk melindungi keselamatan dan mencegah risiko cedera serius hingga kematian saat terjadi turbulensi.

Turbulensi yaitu kondisi dimana pesawat akan turun tiba-tiba secara keras. Sehingga memungkinkan kepala penumpang terbentur ke langit-langit pesawat yang berakibat cedera hingga gegar otak;

5. Jangan merokok di pesawat

Sebenarnya larangan merokok sudah ada dari Federation Aviation Administration (FAA) untuk semua maskapai komersial tidak boleh ada asap rokok.

Selain asapnya bisa mengganggu penumpang, rokok juga berisiko kebakaran. Barang-barang di pesawat rata-rata mudah terbakar, ada tabung oksigen di pesawat, jika terkena percikan api bisa meledak. Olehnya mematuhi aturan itu perlu.

Dari berbagai sumber
Laporan: Saswita

  • Bagikan