Listrik SMAN 01 Wawotobi Disegel PLN

  • Bagikan
Bendahara BOS SMAN 01 Wawotobi, Marwan saat menunjukan KWH yang disegel PLN kepada awak media. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Listrik SMA Negeri 01 Wawotobi Kabupaten Konawe disegel pihak PLN Rayon Unaaha, Sabtu (29/7/2017). Penyegelan dilakukan karena salah satu SMA tertua di Sultra itu, menunggak pembayaran selama dua bulan.

Mendapati informasi tersebut, SultraKini.Com langsung menyambangi sekolah bersangkutan. Dan benar terlihat dua dari tiga kWh listrik telah tertempel stiker PLN penanda segel pada Selasa, 1 Agustus 2017.

Menanggapi masalah itu, Bendahara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri 01 Wawotobi, Marwan mengakui jika penyegelan dilakukan pihak PLN karena terjadi penunggakan pembayaran.

“Yang belum dibayarkan itu bukan Juni, Juli dan ini sudah masuk Agustus,” jelasnya saat ditemui di kantor dewan guru.

Menurut Marwan, penunggakan pembayaran tagihan listrik oleh pihak sekolah terjadi lantaran dana BOS untuk triwulan kedua belum cair. Kata dia, dana tersebut biasanya cair di awal Juli. Namun hingga memasuki Agustus dana belum juga cair.

“Padahal dana ini yang biasanya kami pakai untuk membayar tagihan listrik. Besarannya untuk tiga KHW ini sampai tiga juta per bulan,” terangnya.

Marwan menjelaskan, akibat pemutusan arus listrik sejumlah masalah baru muncul seperti, tidak adanya air di WC siswa, hingga tempat wudu di musala sekolah akibat tidak berfungsinya mesin pompa. Proses belajar mengajar yang menggukan proyektor juga tidak bisa dilakukan. Begitu pun dengan aktivitas laboratorium IPA dan Seni yang cukup bergantung terhadap listrik, turut terganggung.

“Untuk mengakalinya, kan masih ada satu KWH yang belum diputus. Aliran listrik dari itulah yang kami sebar ke beberapa ruangan yang sangat membutuhkan,” katanya.

Penunggakan tagihan listrik bukan kali ini saja terjadi. Beberapa bulan lalu, ketika dana BOS triwulan pertama belum cair, sekolah kembali menunggak. Namun setelah cair, pihaknya langsung membayar tagihan listrik hingga lima bulan (Januari-Mei).

“Kalau dana BOS terlambat cair, biasanya dari kami yang patung-patungan untuk menutupi tagihan listrik,” tandasnya.

Jumlah siswa di SMAN 01 Wawotobi mencapai seribu orang. Jika dana BOS per siswanya sebanyak Rp 1,4 juta per tahun, maka asumsi dana BOS yang dikelola sekolah tersebut tiap tahunnya melebihi Rp 1 milliar.

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan