Longsor di sekitar Pembangunan Smelter, PT CNI: Kami Diberi Waktu Rehabilitasi Ekologi Kawasan yang Terdampak

  • Bagikan
Kendaraan milik PT CNI melakukan aksi mitigasi bencana di wilayah terdampak banjir. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Manajemen PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) mengambil langkah mitigasi bencana dan merehabilitasi ekologi di wilayah terdampak longsor sekitar lokasi pembangunan smelter di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Sebelumnya pada Senin, 17 Mei 2021, tanggul penahan air di jalur pembangunan smelter CNI jebol akibat tingginya intensitas di tengah cuaca ekstrem wilayah setempat. Luapan air sempat menggenangi tujuh rumah warga, termasuk jalan raya.

Untuk memulihkan kerugian warga terdampak, CNI menyalurkan sejumlah bantuan, berupa dana rehabilitasi maupun perbaikan sanitasi kepada warga.

“Selain bantuan dana, kami membersihkan sanitasi di kawasan permukiman warga, termasuk di jalan raya,” jelas Deputi Direktur PT CNI, Djen Rizal dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/5/2021).

Usai kejadian itu, PT CNI mulai fokus menyiapkan langkah mitigasi bencana untuk mewaspadai kejadian berulang, terlebih intensitas hujan masih sangat tinggi di wilayah tersebut.

“Peristiwa longsor ini sebagai dampak cuaca ekstrem alias force majeure dan tentunya kami berupaya cepat tanggap mengantisipasinya,” ucapnya.

Berdasarkan peringatan dini dikeluarkan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bulan Mei 2021 sebagian besar di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara termasuk Kabupaten Kolaka berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

Sebagai langkah mitigasi awal, pemerintah daerah setempat dan masyarakat terdampak bencana sepakat memberi waktu selama empat bulan bagi pihak perusahaan untuk melakukan rehabilitasi ekologi kawasan dan perbaikan tanggul secara permanen, sehingga tidak lagi terjadi bencana serupa dan berdampak yang akan merugikan warga.

“Kami sepakat dengan masyarakat, kami diberi waktu pembenahan selama empat bulan melakukan rehabilitasi ekologi kawasan, termasuk pendataan tanaman yang terkena dampak. Kami akan hitung semua kerugian dan selanjutnya diselesaikan sesuai komitmen,” tambahnya.

Sebagai gambaran, tanggul yang jebol merupakan jalur pembangunan smelter CNI dan bukan pada lokasi penambangan dan kawasan hutan.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan