Lupa Pembawa Nestapa

  • Bagikan
Fitriani S.Pd .Foto:ist

Negeri 1001 masalah. Itulah julukan yang pas untuk ditujukan pada Indonesia, negeri yang kaya akan sejuta sumber daya alam ini. Bagaimana tidak, jumlah penduduk miskin di negeri ini mencapai 26, 58 juta orang. (AntaraNews.com, 2/2/2018). Belum lagi angka pengangguran yang tinggi. Dihimpun dari Detik.com, ada 6, 87 juta orang masyarakat Indonesia yang tak memiliki pekerjaan .( 7/5/2018)

Itu belum termaksud tingkat ketimpangan lain seperti kriminalitas, kenaikan harga BBM, utang luar negeri yang menggunung, korupsi dan masih banyak lagi. Namun, dari sekian masalah yang dihadapi oleh rakyat, ternyata diakui atau tidak, ada satu simpul kecil pada lingkaran masalah tersebut yang sering tidak disadari oleh masyarakat dan ini terjadi berulang kali. Padahal simpul kecil tersebut memiliki dampak yang besar. Simpul itu bernama lupa.

Dalam skala kecil misalnya, kita bisa menengok bagaimana acara-acara di layar kaca hari ini. Mulai dari dangdut murahan, serial film roman bertabur zina, sampai talkshow bersegmen hiburan senantiasa menyoroti kebobrokan cabang di negeri ini. Lalu, dari acara ini lahirlah free sex, zina diluar nikah, pemerkosaan berakhir pembunuhan, dan lain-lainnya. Tudingan miringpun kita sematkan pada para pelakunya dan berharap mendapatkan ganjaran setimpal atas perbuatan yang mereka lakukan. Namun lagi-lagi kita lupa, bahwa yang menyebabkan itu semua terjadi karena sistem sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang menjadi dalangnya. Islam hanya dipakai untuk masalah spritual diatas sajadah saja. Sementara diluar dari itu, Islam tidak dilibatkan. Termaksud dalam mengatur pergaulan antara lawan jenis, acara atau film yang diputar di layar kaca, dan lain sebagainya. Padahal Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi.

Kemudian contoh lainnya, layar kaca kita juga sering mengekspose sebagian rakyat yang menjadi korban kemiskinan, kejahatan, ketidakadilan, kebiadaban dan lain-lain sebagainya. Pemirsa kemudian diajak untuk mengucurkan air mata keprihatinan atau sumbangan seikhlasnya untuk meringankan beban derita. Tapi kemudian lagi-lagi lupa membongkar sebab-sebab yang menjadikan semua itu bisa terjadi. Tambal sulampun kian berkepanjangan karena akar permasalahannya yang lupa untuk dicari dan ditemukan ujungnya.

Sedangkan pada skala yang besar, kita juga sering menyaksikan sendiri bagaimana pemimpin demi pemimpin di negeri ini sering di demo dan di gugat oleh rakyatnya. Kebijakan-kebijakan yang mencekik dan menyengsarakanlah yang menjadi salah satu penyebabnya. Umat yang tadinya mengharapkan perubahan dan kesejahteraan, terpaksa harus menelan pil pahit ketika pemimpin yang ia pilih memimpin. Kejadian ini terus berulang setiap kali bergantinya pemimpin di negeri ini. Berawal dari ramai-ramai mencoblos sang pemimpin dambaan dan kemudian ramai-ramai pula mendemonya. Roda masalah kembali berputar karena lupa bahwa akar masalahnya bukan pada siapa memimpin, melainkan pada penerapan sistem sekularisme kapitalismenya.

Sehingga tepat sekali kiranya bila Imam An Nabhani, dalam kitabnya Nidzamul Islam menuliskan pentingnya kepemimpinan berfikir (qiyadah fikriyah) yang wajib diinjeksikan kepada umat saat ini. Dengan kepemimpinan berfikir yang benar, dalam diri masyarakat akan tumbuh an nuur (cahaya) yang artinya umat memahami akar masalah dengan jernih dan tidak mudah dilalaikan dan dikecohkan dengan opini-opini sesat dan sesaat serta janji-janji manis. Dengan kepemimpinan berfikir pula, umat akan meraup an naar (api) yang bermakna bahwa umat akan selalu siap untuk membakar setiap masalah tanpa ragu dengan solusi yang benar.

Pertanyaannya, kepemimpinan berfikir apakah yang benar? Tentu, kepemimpinan berfikir itu adalah Islam. Hal ini, sejalan dengan dikatakan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra, “Kita adalah umat yang telah Allah SWT berikan kemuliaan dengan Islam, maka bagaimanapun cara kita mencari kemuliaan tanpa Islam, maka Allah akan tetap menjadikannya sebagai kehinaan.” Wallahu A’lam Bissawab

 

Penulis : Fitriani S.Pd 
Alamat : Kel. Waha, Kec. Tomia kab. Wakatobi
No.hp : 082191370663

  • Bagikan