Mafindo Kendari Latih Relawan Melawan Hoax

  • Bagikan
Suasana ToT Mafindo Kendari di Ruang Meeting SultraKini.com, Jumat (22/3/2019).

SULTRAKINI.COM: Mafindo Chapter Kendari menggelar Training of Trainee (TOT) secara internal bagi delapan relawan dan calon relawan yang terdiri mahasiswa, karyawan, dan jurnalis dan editor media pers, bertempat di Kantor SultraKini.com, Jumat (22 Maret 2019).

Ketua Mafindo Chapter Kendari, Jumrana Sukisman, membuka kegiatan sekaligus memberi materi “Mafindo dan perlawanan terhadap hoaks”. Ia memperingatkan sejumlah ciri-ciri hoax (informasi palsu) yang banyak beredar di media sosial, seperti kontennya selalu membangkitkan emosi, sumber tidak jelas, dan One sided, yakni memihak sebelah.

“Ini biasanya menyangkut konten tentang politik dan SARA,” jelas Jumrana yang juga dosen pada Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Halu Oleo.

Selain itu, ciri hoax lainnya adalah melakukan transfer device atau mencatut nama tokoh, Plain folks yakni memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.

“Ada juga hoax yang memakai pola card stacking yaitu menggunakan data padahal ,tidak jelas sumber nya,” terangnya.

Jumrana yang tengah menyelesaikan program doktor di UGM juga mengatakan ciri hoax yang sering dijumpai adalah meminta supaya kontennya disebar atau diviralkan, serta memanipulasi foto dan data.

Selain itu, ada dua pemateri lain yang juga merupakan pengurus inti Mafindo Kendari, yakni M Djufri Rachim dan Fera Lawata.

M Djufri Rachim memaparkan materi “Hoax, Fake News, Hate Sppech dan tanggung jawab sosial Media Pers.”

Djufri Rachim yang juga sebagai jurnalis pada SultraKini.com, menjelaskan media pers, sadar atau tidak sadar terkadang ikut terpapar hoax disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kecenderungan click bait, yakni mengejar klik bagi media online dengan memberikan judul-judul yang sensasional, provokatif dan kadangkala tidak mencerminkan isi berita.

“Untuk itu maka pastikan berita tersebut ditulis oleh sumber yang Anda percaya memiliki reputasi keakuratanyang baik. Jika berita tersebut berasal dariorganisasi yang tidakdikenal, baca bagian “Tentang” di situs mereka untuk mempelajari selengkapnya,” tutur Djufri Rachim.

Sementara itu Fera Lawata lebih teknis menjelaskan beberapa metode untuk melacak doa baik berupa tulisan, foto atau gambar, mau pun dalam bentuk video yang disebarkan melalui akun media sosial.

“Ada beberapa cara untuk memverifikasi konten, akun, dan audit media social untuk meastikan sebuah konten hoax atau bukan,” jelas Fera.

Selain itu, hal lain yang bisa diverifikasi adalah lokasi dan waktu dengan menggunakan beberapa aplikasi google.

Namun demikian, kata Fera, ada satu aplikasi yang bisa didapatkan secara gratis oleh semua kalangan berupa “Hoax Buster Tools” buatan Mafindo.

Mafindo kependekan dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, merupakan organisasi untukl menanggapi semakin meningkatnya fitnah, hasut dan hoaks di media social, pada tahun 2015.

Organisasi ini sudah terbentuk di 17 kota Indonesia, termasuk Kendari.

Laporan: Shen Keanu

  • Bagikan