Manfaat dan Bahaya Ciuman Bibir

  • Bagikan
Manfaat dan bahaya ciuman bibir Ilustrasi Foto: Idntimes.com
Manfaat dan bahaya ciuman bibir Ilustrasi Foto: Idntimes.com

SULTRAKINI.COM: Memiliki pasangan, pernah (atau sering) berciuman bibir merupakan hal tabu. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa berciuman dapat memicu seluruh spektrum fisiologis untuk meningkatkan kekebalan dan hubungan dengan pasangan.

Di samping semakin mendekatkan hubungan satu sama lain, memperkuat ikatan cinta, ternyata ciuman bibir juga memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh.

Berikut beberapa manfaat ciuman untuk kesehatan dilansir dari laman Alodokter.com.

  1. Meredakan stres

Ketika stres, coba cium pasangan Anda. Setelahnya, pasti Anda akan merasa jauh lebih tenang. Ya, berciuman memang bisa mengurangi ketegangan dan rasa cemas yang disebabkan oleh hormon stres kortisol. Saat berciuman, hormon tersebut akan berkurang dan tergantikan oleh hormon yang bisa membuat Anda merasa lebih baik, yaitu hormon oksitosin.

2. Membuat Anda merasa bahagia

Setelah stres hilang, Anda juga bisa merasakan kebahagiaan setelah berciuman. Ketika berciuman, tubuh akan melepaskan endorfin, hormon baik yang bisa membuat Anda merasa senang.Wajah terlihat awet muda

Ciuman bibir yang dilakukan dengan penuh gairah bisa membuat otot-otot di sekitar wajah bekerja. Hasilnya, wajah dan leher akan terasa kencang.

3. Membakar kalori

Dengan berciuman selama 1 menit, Anda bisa membakar sekitar 2-6 kalori, tergantung seberapa bergairahnya Anda ketika berciuman. Bukan berarti ini bisa dijadikan alasan untuk tidak berolahraga.

4. Kesehatan jantung terjaga

Saat berciuman, jantung dan denyut nadi akan terpompa dengan baik. Pada saat yang sama, tekanan darah menurun karena terjadi pelebaran pembuluh darah.

5. Meredakan sakit kepala

Ciuman yang lembut bisa melepas zat kimiawi yang berdampak baik pada otak. Dengan zat kimiawi ini, tekanan darah yang menyebabkan sakit kepala akan menurun.

6. Meningkatkan sistem imun

Tahukah Anda bahwa bertukar air liur bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh? Ya, kemungkinan pertahanan tubuh Anda akan lebih kuat berkat bakteri di air ludah.

7. Menjaga mulut tetap bersih

Menurut beberapa ahli, ciuman bisa membantu kebersihan di dalam mulut tetap terjaga. Ciuman memicu produksi air liur yang berguna melawan bakteri, virus, dan jamur di rongga mulut. Hal ini berujung pada penurunan risiko penumpukan plak. Plak berkurang artinya kerusakan gigi juga berkurang. Akan tetapi, jangan sampai Anda lupa untuk menggosok gigi setiap hari karena ciuman tidak bisa menggantikan peran dari menggosok gigi.

Disamping bermanfaat untuk kesehatan, kamu juga perlu mewaspadai bahaya dari berciuman. Faktanya, beberapa jenis penyakit memang dapat lebih mudah menular dibandingkan penyakit lain. Bakteri dan virus dalam darah dan air liur penyebab penyakit dapat menular ke pasangan saat berciuman. Berikut ulasannya dilansir dari Alodokter.com:

1. Hepatitis B

Selain pada darah dan air mani, virus hepatitis B terdapat pada air liur. Saat berciuman, virus ini dapat menular jika air liur yang terinfeksi mengenai selaput lendir (mukosa) atau pembuluh darah orang lain. Selaput lendir ini melapisi berbagai rongga tubuh termasuk mulut dan hidung. Selain itu, hepatitis B akan lebih mudah menular saat berciuman, pasangan mengalami luka terbuka pada mulut atau di sekitar mulut, atau jika salah satu pasangan mengenakan kawat gigi.

2. Infeksi saluran pernapasan atas atau pilek

Pilek dapat tertular melalui kontak langsung dengan virus lewat udara atau dalam cairan seperti dahak atau ingus orang yang terinfeksi. Berciuman membuat orang terpapar virus ini dengan mudah.

3. Demam kelenjar akibat infeksi mononukleosis

Penyakit yang berasal dari infeksi virus Epstein-Barr ini disebut juga penyakit ciuman atau mononukleosis. Penyakit ini dikenali dengan gejala-gejala berupa tenggorokan terasa panas, sakit kepala, demam, dan nyeri di seluruh tubuh, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan ketiak.

Sebenarnya banyak orang sudah terpapar virus Epstein-Barr ini di masa kecil, tetapi penyakit ini umumnya tidak terdeteksi pada anak kecil. Gejala-gejala di atas sering dialami oleh orang dewasa. Mereka yang sudah terpapar kemudian akan membawa virus ini seumur hidup mereka. Bagi orang yang sudah pernah mengalami gejala penyakit ini, kemungkinan tidak akan mengalami gejala serupa lagi karena tubuhnya sudah membentuk antibodi.

Meski umumnya tidak mendatangkan bahaya serius, mononukleosis dapat mendatangkan komplikasi buruk, seperti pembesaran limpa, gangguan hati, anemia, penyakit jantung, atau komplikasi pada sistem saraf. Komplikasi ini umumnya berisiko terjadi pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.

4. Infeksi herpes

Herpes genital muncul karena infeksi herpes simplex virus (HSV) yang umumnya dikenal dalam dua jenis, yaitu tipe 1 (HSV-1) dan tipe 2 (HSV-2). HSV 1. Inilah yang umumnya ditularkan dari mulut ke mulut sehingga menyebabkan herpes oral, yaitu infeksi pada mulut dan bibir. Virus herpes simpleks penyebab infeksi ini dapat tersebar jika seseorang berciuman dengan pengidap, terutama jika terdapat luka melepuh pada pengidapnya, bahkan jika luka itu telah sembuh.

5. Cacar air

Cacar air adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Meski umumnya terjadi pada anak, tetapi kondisi ini dapat menjadi lebih buruk jika menyerang orang dewasa, terutama yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini diawali dengan demam, kemudian muncul ruam seperti lepuh yang gatal di seluruh tubuh. Namun cacar air paling menular saat belum muncul ruam. Virus ini dapat tersebar melalui kontak langsung, seperti berciuman atau dari aliran udara yang dihirup.

6. Kutil

Kutil disebabkan oleh virus HPV yang dikenal memiliki 100 jenis. Salah satu jenis kutil yang tumbuh di sekitar hidung dan mulut adalah kutil filiform yang berbentuk kecil dengan warna yang sama dengan warna kulit. Terdapat juga kutil kelamin yang selain terdapat pada vagina atau leher rahim, juga bisa muncul pada lidah, mulut, tenggorokan, atau bibir. Kutil pada mulut dapat menular terutama ketika terdapat area yang terluka pada mulut.

7. Penyakit-penyakit yang disebabkan bakteri meningokokus

Bakteri meningokokus dapat menyebabkan meningitis dan septikemia. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang. Sedangkan septikemia dikenal juga dengan sebutan keracunan darah atau infeksi darah yang serius. Kondisi ini terjadi ketika infeksi bakteri masuk ke pembuluh darah. Jika tidak segera ditangani, septikemia dapat berkembang menjadi komplikasi berbahaya yang disebut dengan sepsis. Sepsis adalah peradangan seluruh tubuh yang dapat menyebabkan pembekuan darah dan terblokirnya oksigen menuju organ vital.

8. Gigi berlubang

Penelitian menyatakan bahwa bakteri penyebab gigi berlubang ternyata tidak ditemukan pada bayi yang baru lahir. Tanpa kehadiran bakteri yang bernama Streptococcus mutans ini di dalam mulut, apa pun yang dikonsumsi manusia kemungkinan tidak akan mengakibatkan gigi berlubang. Bakteri ini diduga ditularkan melalui air liur yang terinfeksi dan terpapar melalui ciuman bibir.

Sumber: Alodokter.com

Laporan: Saswita

  • Bagikan