Maret 2019, Kota Kendari Deflasi 0,24 Persen

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, saat melakukan rilis data Sstatistik, Senin (1/4/2019). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM).
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, saat melakukan rilis data Sstatistik, Senin (1/4/2019). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat deflasi Kota Kendari pada Maret 2019 sebesar 0,24 persen dan Kota Baubau sebesar 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 129,05.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan deflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,75 persen.

“Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah layang/benggol -0,12, cakalang/sisik -0,08, bayam -0,07, tomat sayur -0,08, jantung pisang -0,06, ikan ekor kuning -0,03, daun kacang panjang muda -0,02, ikana rambe -0,02, terong panjang panjang -0,01, dan sawi hijau -0,01,” terang Edy, Senin (1/4/2019).

Sedangkan untuk kelompok yang mengalami inflasi adalah kelompok kesehatan 1,11 persen; transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,51 persen, sandang 0,21 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,06 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,02 persen.

“Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil,” kata Edy.

Adapun Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah angkutan udara 0,10 persen, beras 0,05 persen, obat dengan resep 0,03 persen, cabai rawit 0,03 persen, bahan bakar rumah tangga 0,02 persen, cumi-cumi 0,02 persen, biaya pengiriman barang 0,02 persen, nangka muda 0,01 persen, bawang putih 0,01 persen dan kacang panjang 0,01 persen.

Secara nasional, kata Edy dari 82 kota yang menghitung inflasi, 31 kota tercatat deflasi dan 51 kota tercatat inflasi.

“Deflasi terdalam tercatat di Tual (Provinsi Maluku) 3,03 persen dengan IHK 154, 23 dan deflasi terendah tercatat di Palembang (Provinsi Sumatera Selatan), Batam (Provinsi Kepulauan Riau), dan Sampit (Provinsi Kalimantan Tengah) masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing 131,94, 137,48, dan 138,61,” tutup Edy.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan