Masa Pandemi, Produk Pasar Modal Syariah Laris Manis Lampuai Target

  • Bagikan
Pemateri Seminar Syariah Bertajuk Investasi di Pasar Modal Syariah sebagai Gaya Hidup secara daring, Jumat (23/10/2020). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh menyampaikan, jumlah investor ritel syariah tumbuh selama pandemi Covid-19. Data BEI sampai Agustus 2020, investor syariah di pasar modal tumbuh lebih dari 20 persen menjadi 78.000 ribu investor.

Irwan Abdalloh mengatakan, suasana pandemi kurang dari delapan bulan melanda masyarakat Indonesia justru mendorong bertumbuhnya investor ritel syariah.

“Transaksi saham syariah yang dilakukan investor saham syariah justru lebih tinggi dibanding di periode yang sama di 2019. Ini menarik, kita berharap gaya hidup tadinya boros menjadi hemat,” ujar Irwan dalam seminar syariah bertajuk Investasi di Pasar Modal Syariah sebagai Gaya Hidup itu melalui daring, Jumat (23/10/2020).

Irwan mencontohkan, hal menarik dari dampak corona, yaitu sebelum beberapa kali seminggu nongkrong di warung kopi, sekarang dipaksa tidak melakukan hal yang tidak perlu. “Sehingga dana satu minggu biasnya habis 3 kali nongkrong, sekarang ada uang sisa. Sisanya tadi lari sebagai dana belanja online atau pindah menjadi investasi portofolio,” sambungnya.

Meningkatnya transaksi saham ini juga terlihat dari laris manisnya produk syariah, seperti penerbitan sukuk ritel pemerintah yang kelebihan permintaan, dari target Rp 5 triliun namun terealisasi ternyata lebih besar Rp 25 triliun.

Menurutnya, budaya shifting dari yang sebelumnya konsumtif ke investasi sudah memenuhi prinsip-prinsip syariah, terlebih memilih portofolio saham-saham syariah.

“Pasar kita terbesar di dunia dari sisi investasi maupun supply, sekarang yang kita selalu lakukan dengan stakeholder pelaku pasar menggali potensi tersebut,” tambahnya.

Dikatakannya, pihaknya terus berkolaborasi dengan stakeholder, seperti OJK, pelaku pasar, DSN-MUI, perusahaan MI, dan menjalin kerja sama dengan komunitas dengan tujuan untuk terus meningkatkan pangsa pasar syariah yang potensinya masih sangat besar.

Sementara itu, Infkuecer dan Investor Sahan Syariah, Fadilah Kartikasasi selaku pemateri lainnya menerangkan, demografi penduduk Indonesia masih ada sekitar 20 persen dari generasi milenial masih belum teredukasi mengenai pengetahuan investasi. Kata dia, budaya berinvestasi khususnya pasar modal harus lebih dikenalkan sejak dini. Jadi penting edukasi memperdalam pasar keuangan syariah bagi kalangan muda.

Pasar modal syariah, kata Fadilah punya beberapa keunggulan, misalnya fundamental yang lebih resilience karena menerapkan rasio utang terhadap ekuitas tidak boleh lebih dari 45 persen.

“Produk pasar modal syariah juga beragam, lebih dari 400 saham yang tercatat di Bursa saat ini, 50 persen emiten ada kriteria saham syariah,” terang Fadilah, Jumat (23/10/2020).

Selain itu, beberapa produk yang bisa menjadi pilihan investasi di pasar modal syariah juga melalui sukuk negara, reksa dana syariah, wakaf saham, sukuk tabungan, dan lainnya disesuaikan dengan profil risiko investor yang saat ini bisa dilakukan dengan mudah melalui gawai. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan