Menanti Magis Film Jembatan Pensil

  • Bagikan
Ilustrasi (Foto: Google)

SULTRAKINI.COM: Dalam satu dekade terakhir, ada banyak genre film menjamur di bioskop-bioskop tanah air. Saat peluncurannya, terkadang mampu mengubah trend perfilman dalam masa tertentu. belum lama ini, masyarakat kabupaten Muna Sulawesi Tenggara mendapat kehormatan sebab satu dari sekian banyak film nasional mengambil lokasi syuting di beberapa wilayahnya.

Film itu berjudul ” Jembatan Pensil”, yang sudah menyelesaikan masa tayang di bioskop-bioskop seantero tanah air. Menyaksikan film yang konon di garap oleh putra daerahnya sendiri itu, mengingatkan kita semua akan film yang kurang lebih hampir sama seting latarnya yakni film Laskar Pelangi. Diluncurkan tahun 2008 memang mampu menyihir mata penonton. 

Film ini mengisahkan sembilan pemuda yang merawat cita-cita mereka sedari kecil dan sanggup hadir sebagai pembeda menyuguhkan tontonan Alternatif  sarat muatan edukatif. Sebab kala itu film bergenre horor dominan bersahut-sahutan di luncurkan oleh rumah-rumah produksi film tanah air. 

Karya layar lebar garapan Riri Reza dan kawan-kawan ini sukses menghadirkan 4,7 juta pasang mata dan menjadikannya sebagai peraih peringkat kedua film yang paling banyak di tonton di tanah air sepanjang masa ( sumber www.viewer.co.id). 

Tidak hanya itu, dalam versi aslinya, yakni sebuah novel dengan judul yang sama, mampu menembus angka penjualan lebih dari 5 juta eksampelar. Wikipedia menyebutkan bajakan novel ini juga terjual lebih dari 10 juta eksampelar.Sebuah angka fantastis mengingat Andrea Hirata si empunya karya, tergolong orang baru dalam dunia sastra tanah air kala itu.

Pembicaraan tentang film ini tidak berhenti sampai disitu. Yang paling terasa hingga kini adalah imbas ditayangkannya film ini terhadap kunjungan wisata pulau Belitung tempat di produksinya berbagai adegan-adengan kunci film laskar pelangi. Pulau yang bersebelahan dengan pulau Bangka itu tumbuh menjadi wilayah dengan kategori wisata prioritas di tanah air. 

Setelah beberapa wilayahnya yang cantik nan eksotik di tunjukan dalam film laskar pelangi mampu memantik wisatawan untuk berkunjung. Film laskar pelangi benar-benar ampuh mengkampanyekan kunjungan wisata ke Belitung. Dari segi pertumbuhan lapangan kerja baru, sektor pariwisata bahkan sanggup menggantikan ketergantungan masyarakatnya terhadap tambang timah yang kian meredup di wilayah itu.

 Geliat pariwisata yang tumbuh hingga kisaran ribuan persen di akui pemerintah daerah setempat sukses menjadi sumber pendapatan daerah utama di beberapa tahun belakangan. Dua kabupaten di pulau Belitung tak tinggal diam, pemerintah daerah kemudian menyiapkan infrastruktur yang memadai demi mengimbangi fenomena wisata di daerah mereka itu. Masyarakat dan pemerintah benar-benar ingin memanen buah dari film Laskar Pelangi.

Lalu bagaimana dengan film jembatan pensil yg sudah di akhiri penayangannya sejak pertengahan Oktober 2017 lalu?. Berbeda dengan film pendahulunya, nasib kurang beruntung justru di alami film yang bintangi aktor kenamaan Kevin Julio itu. Sejak penayangan perdananya hingga hilang dari list daftar tayang di bioskop-bioskop tanah air hanya di tonton oleh 20.171 pasang mata ( sumber, theatersatu.com).

Sayang sekali meski penggarapannya melibatkan segenap  instrument masyarakat dan pemerintah setempat,  film ini tak mampu bertengger di deretan film-film box office tanah air. Alih-alih mengejar label  film papan atas, film yang mengambil latar di pulau Tobea Besar Kabupaten Muna ini malah  hilang lebih cepat dari pengumuman tayang teater tanah air saking sepinya peminat. Hasilnya,  Jembatan pensil gagal menyamai pencapaian pendahulunya yakni Laskar pelangi. 

Meski peringkat film tak selalu berbanding lurus dengan dampak penayangannya tentu harapan besar kemudian muncul. Film jembatan pensil diharapkan mampu meneruskan tradisi film – film berlatar daerah menyulap lesunya aktivitas pariwisata kemudian bergeliat  tumbuh menjadi tulang punggung baru ekonomi daerah setempat. Apalagi potensi wisata kabupaten Muna di yakini adalah salahsatu yang terbaik di Sulawesi Tenggara. 

Tidak hanya pantai dan laut seperti yang ditunjukkan di film jembatan pensil. Di pulau Muna juga di terdapat peninggalan zaman purbakala dan wisata kearifan lokalnya tentu menambah referensi kunjungan wisata lebih banyak lagi. Biarkan dampak film ini menjadi cerita baru dalam memory masyarakat Muna yang tak hanya larut dalam sumringah sesaat karena kedatangan artis ibukota. Tetapi juga bersukaria atas  hadirnya penghidupan yang baru dengan usia yang lebih lama. 

Semoga Film Jembatan pensil tak semata menjadi takar-takaran untung rugi pemilik rumah produksi secara komersial. melainkan menjadi magis pelecut meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kabupaten Muna. Kelak kita semua akan mencatatnya dalam sejarah tanah ini, juga mengabadikan dalam banyak prasasti seperti cara orang Belitung berterimakasih kepada film Laskar Pelangi. 

Bahwa Jembatan pensil berhasil memenuhi ekspektasi publik sejak awal pembuatannya dengan meningkatnya taraf hidup orang Muna melalui pariwisata. Semoga Mai te Wuna ( Ayo berkunjung ke Muna).

Pengirim: Zulkarnain (Asli Muna berdomisi di Yogyakarta, Pernah aktif di kelompok Sadar wisata Yogyakarta)

  • Bagikan