Menengok Paparan Radikalisme di Sultra dan Upaya Melindungi Generasi Muda

  • Bagikan
Forum Group Discussion Peran Strategis Lembaga Pendidikan dan Ormas Islam dalam Menangkal Paham Radikal dan Anti Pancasila di Sultra di Zenith Hotel Kendari, Senin (18/2/2019). (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)
Forum Group Discussion Peran Strategis Lembaga Pendidikan dan Ormas Islam dalam Menangkal Paham Radikal dan Anti Pancasila di Sultra di Zenith Hotel Kendari, Senin (18/2/2019). (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Melebarnya pemahaman radikalisme membuat sejumlah elemen masyarakat menyuarakan pentingnya pemahaman tentang kenegaraan pada generasi muda. Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr. KH Aang Anwar Mujahid, mengatakan generasi muda perlu dibekali nilai-nilai nasionalisme sejak dini, agar menghindarkan mereka dari paham yang menyesatkan.

Dikatakan Aang Anwar Mujahid, hal sederhana menangkal radikalisme adalah mencintai masjid dan menghidupkan aktivitas ibadah, selain nilai-nilai nasionalisme.

“Setelah masa orde baru dibubarkan, paham anak-anak menjadi kering tentang kepancasilaan, tata kenegaraan, dasar negara, dan sebagainya, sangat penting sejak dini dari SD hingga seterusnya anak-anak dibekali nilai-nilai pancasila, dasar-dasar negara, NKRI, karena negara ini sangat heterogen,” ujar Aang Anwar Mujahid dalam Forum Group Discussion bertemakan Peran Strategis Lembaga Pendidikan dan Ormas Islam dalam Menangkal Paham Radikal dan Anti Pancasila di Sultra di Zenith Hotel Kendari, Senin (18/2/2019).

Pentingnya menangkal radikalisme juga dipahami Dir Binmas Polda Sultra, Kombes Pol Drs. Erfan Prasetyo sebagai upaya membawa generasi muda ke arah yang lebih baik. Misalnya, melibatkan peran akademisi. Mereka adalah garda terdepan memberikan masukan-masukan atau pemahaman dalam menyikapi radikalisme.

“Mereka (akademisi) merupakan orang-orang yang memiliki kelebihan dan merupakan bagian garda depan bangsa yang akan membawa bangsa ini kemana,” ucapnya.

Bahaya paham radikal kata dia, masih terbilang aman untuk wilayah Sultra. Walaupun demikian, upaya antisipasi bisa menjadi pilihan penting sebelum masyarakat terpapar paham tersebut atau menyebar di lingkungan masyarakat.

“Alhamdulillah masih dalam lindungan Allah, bukan berarti kita diam, kami juga berupaya (menjaga keamanan lingkungan masyarakat),” lanjutnya.

Selain lembaga pendidikan, menurut Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sultra, Drs. H. Andi Mukhtar M.Si, organisasi masyarakat (ormas) islam turut berperan aktif.

“Peran lembaga pendidikan dan ormas islam, sesungguhnya harus dimulai dari regulasi yang mengatur dan perlunya dikembalikan pelajaran pancasila di sekolah-sekolah mulai dari TK, SD, SMP, dan seterusnya,” terang Andi Mukhtar.

Forum Group Discussion tersebut juga dihadiri Yayasan Musabri Kendari, sejumlah ormas islam, dan perwakilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi.

MUI Sultra juga memberikan buku kepada Dirbinmas Polda Sultra yang dibuat oleh lembaga tersebut bersama para ustad yang berkompeten di bidang agama, serta berisi pedoman khutbah yang juga dibagikan ke sejumlah masjid.

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan