Mengembalikan Peran Ibu Sebagai Pondasi Ketahanan Keluarga

  • Bagikan
Evasatriyani, S.Pd

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Buton, Delya Montolalu La Bakry melantik dan mengukuhkan Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Lasalimu, Andi Rosmiati La Simo di gedung serba guna, Kelurahan Kamaru, Rabu (20/2/2019) pagi.

Delya mengharapkan pelantikan tersebut menjadi suatu pengabdian dan tanggung jawab untuk segera melaksanakan program kegiatan hasil Rakernas PKK serta kegiatan lainnya. Sehingga dapat langsung dirasakan oleh pengurus dan keluarga dalam masyarakat yang ada di desa dan kelurahan.

“Saya mengharapkan kiranya dengan adanya amanah dan tanggung jawab yang diberikan tidak membuat ketua dan pengurus mengabaikan tugas utama sebagai istri dan ibu dari anak-anak yang kita cintai, semua tidak ada yang dikesampingkan dan pandai-pandailah mengatur waktu,” ujar ia dalam sambutannya. (Publiksatu.com, 20/02/2019).

Ibu dalam Pusara Program PKK

Sepintas program kerja PKK sangat mendukung ketahanan keluarga. Di antaranya, pertama, mengelola program penghayatan dan pengamalan Pancasila  dan program gotong royong. Kedua, mengelola program pendidikan dan keterampilan dan pengembangan kehidupan berkoperasi. Ketiga, mengelola program pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga. Keempat, mengelola program kesehatan, kelestarian lingkungan hidup dan perencanaan sehat.

Poin penting dalam semua program kerja itu adalah memberdayakan kaum ibu dalam segala lini. Mulai dari masalah pendidikan, keterampilan, pangan, sandang, kesehatan dan lingkungan hidup. Menuntut perhatian kaum ibu untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan. Berbagai penyuluhan dan pelatihan akan dijalankan.

Kaum ibu juga diharapkan menjadi bangunan penggerak ekonomi keluarga. Melalui pembentukan koperasi untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Kaum ibu diharapkan mampu menumbuhkan dan menghasilkan nilai tambah ekonomi. Menunjang kemakmuran dan kesejahteraan keluarga. Padahal semestinya kaum ibu tidak dijadikan tonggak utama dalam menghidupi ekonomi keluarganya. Sudah ada peran ayah yang akan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup kaum ibu dan anak-anaknya.

Semua program kerja PKK yang dicanangkan bagi kaum ibu ini terkesan begitu lengkap. Namun, PKK sejatinya tidak bisa dijadikan sebagai  penggerak/benteng problematika sosial masyarakat. Menjadi solusi yang tidak solutif dalam memecahkan segala persoalan masyarakat. Sehingga, negara tidak boleh merasa lega apalagi berlepas tangan dari segala apa yang dibutuhkan masyarakat. Baik pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sebagainya.

Di satu sisi tampak jelas terlihat arahnya akan membawa kaum ibu pada kepadatan aktivitas. Di sisi lain perannya sebagai ibu bagi anak-anaknya menjadi ancaman. Sebab waktunya disibukkan untuk mensukseskan program PKK.

Sungguh pincangnya peran ibu tak terlepas dari dominasi sistem kapitalis sekularisme yang menginfeksi berbagai lini kehidupan. Iming-iming kesejahteraan wanita, menarik kaum ibu untuk mandiri dan terampil. Dengan harapan mampu membangun dan membebaskan segala tuntutan hidup yang membelenggu kaum ibu.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kaum ibu dalam sistem ini dijadikan sebagai objek ekonomi semata. Dengan jargon kebebasan, kaum ibu diberikan hak bebas untuk melakukan kerja dan aktivitas di luar rumah. Walhasil, waktu mereka habis untuk sekedar urusan kerja. Sehingga, tugas dan perannya di rumah terkatung-katung bahkan dilalaikan.

Peran Kaum Ibu dalam Islam

Peran kaum ibu dapat berjalan ideal dan proporsional. Ketika ia kembali pada fitrahnya sebagai ibu dan pengatur urusan keluarga. Menjadi partner dalam membantu tugas para ayah. Saling membantu  dan kerja sama dalam membentuk rumah tangga yang tangguh dengan Islam. Sehingga, darinya pun akan terlahir generasi-generasi tangguh penyongsong peradaban masa depan.

Islam juga memperbolehkan perempuan beraktivitas di luar rumah. Baik untuk urusan pekerjaan ataupun urusan lain selama itu tidak melanggar hukum syara’.  Tentunya setelah memastikan segala kewajiban utamanya terlaksana. Yaitu sebagai ibu dan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.

Sementara itu, kaum ibu juga memiliki peran penting di tengah masyarakat. Yaitu beramar ma’ruf nahi munkar sebagai pengemban dakwah. Membangun kesadaran masyarakat untuk senantiasa terikat dengan hukum Islam. Dilakukan untuk proses pencerdasan dan penyadaran bagaimana Islam mengatur keberlangsungan hidup masyarakat.

Tentunya semua itu hanya bisa dilakukan dengan upaya memahamkan Islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang lengkap. Disertai pula kesadaran untuk memperjuangkan terwujudnya Islam sebagai satu-satunya sistem kehidupan yang paripurna.

Dengan itu, mampu mendudukan dan mengembalikan tugas utama kaum ibu secara proposional dan ideal. Yaitu mengurus anak dan keluarga atau menjadi ummun warobbatul bait. Dan menjadi pejuang Islam ditengah umat. Dengan demikian kaum ibu kembali menjadi pondasi utama ketahanan keluarga muslim. Wallahu’alam bishowab.

Oleh: Evasatriyani, S.Pd

(Member Akademi Menulis Kreatif)

  • Bagikan