Mengenal Satgas Sapu Bersih Kemiskinan, Program Bentukan Pemda Konawe

  • Bagikan
Rapat Pemda Konawe dan Setjen Wantannas. (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: Kabupaten Konawe merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas wilayah daratannya 579.894 hektare dan berpenduduk 244.324 jiwa. Meski wilayahnya dikenal wilayah lumbung beras, Pemda setempat masih harus bekerja keras mengatasi kemiskinan.

Data dihimpun Sultrakini.com, 17.030 kepala keluarga tercatat berada di garis kemiskinan.

(Baca: Pemda Konawe Janji Tuntaskan Belasan Ribu Warga Miskin)

Padahal lebih dari 40 ribu kawasan tanam Konawe, hanya 20-25 ribu hektare ditanami sedangkan sisanya adalah lahan kosong.

Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, menerangkan Konawe merupakan wilayah subur dengan dilimpahan Sungai Konaweha yang memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya. Sungai ini membuat tanah Konawe menjadi subur untuk ditanami tanaman.

“Insya Allah kami bertekad mengelolanya dengan baik, sehingga memberikan kemakmuran bagi masyarakat,” ujar Gusli, Senin (4/3/2019).

Gusli menambahkan, penyebab kemiskinan di Konawe salah satunya kurangnya lapangan kerja. Pemda Konawe mengupayakannya dengan mencarikan lapangan kerja bagi masyarakatnya, janda tidak punya sawah diberikan pekerjaan berupa UKM, dan solusi lainnya.

“Sudah tugas kita sebagai pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan, mengindentifikasi apa yang menjadi kendala masyarakat, lalu kita berikan solusi,” tambahnya.

Bertepatan dengan malam puncak Expo Konawe Gemilang, Pemda meluncurkan Satgas Sapu Bersih Kemiskinan.

Dikatakan Gusli, Satgas ini bagian dari program yang lahir dari tiga visi-misi daerah, yaitu mondau (pertanian), walaka (peternakan), dan AEP (perikanan).

“Tiga hal ini sudah dilakukan para leluhur kita, sehingga tahun 2019-2023 kami bertekad membangkitkan kejayaan Kabupaten Konawe setelah 500 tahun lalu kami berharap seluruh masyarakat untuk memberikan dukungannya,” ucapnya, Jumat (8/3/2019).

Satgas Sapu Bersih Kemiskinan

Dalam rapat kerja Pemda dan Sekretariat Jenderal Dewan Pertahanan Nasional pada 13 Maret 2019, wakil bupati Konawe menjelaskan lebih rinci terkait program Satgas tersebut melalui mondau, walaka, dan AEP.

Diilustrasikan bahwa sektor Mondau dipotensikan bertani dan berladang. Maka masyarakat harus mengejar ketertinggalan 25 tahun dari daerah lain yang sudah maju melalui strategi intensifikasi dan mekanisasi. Apabila terlaksana maksimal, tahun ini hasil pertanian menghasilkan 222 ribu ton atau Rp 2,2 triliun dibandingkan tahun lalu sekitar 189 ribu ton atau Rp 1,8 triliun. Artinya, potensi ekonomi masyarakat bisa jauh lebih baik dan menambah pendapatan daerah.

“Strategi kita pakai ini satu kuantum sama dengan lima tahun. Jadi lima tahun sama dengan 25 tahun kami harus mampu melakukan 25 kali kuantum, berarti kami sudah mampu menunjang ketertinggalan kami pada daerah-daerah lain,” jelasnya, Rabu (13/3/2019).

Di sektor Walaka, Pemda pernah mempersentasikan sehubungan kemampuan pihaknya menyelesaikan urusan peternakan melalui inseminasi serta proses perhitungan lainnya.

“Jadi sapi yang ada saat ini 56 ribu. Melalui program kuantum, kami melakukan program inseminasi untuk menguba daripada generika ternak kita. Sapi bali merupakan sapi lokal kami yang rata-rata beratnya 70 kilo. Kita ilustrasikan setiap masyarakat memiliki 10 ekor sapi dikali 70, maka 700 kilo per tahun,” ujarnya.

“Kita harus bangkit dari kekuatan lokal, kearifan lokal, kebudayaan kita, kemudian bangkit dari system ekonomi lokal kita untuk kejayaan kab konawe dan NKRI. Membangun ekonomi lokal untuk kepentingan nasional,” tambahnya. (Adv)

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan