Najib Husain: Media Online Potensial Untuk Sosialisasi Pilwali

  • Bagikan
Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UHO, Muh Najib Husain.Foto: Didul Interisti/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Selama ini para Bakal Calon (Balon) Walikota Kendari yang akan maju di Pilwali Kota Kendari 2017 cenderung menggunakan media konvensional sebagai sarana sosialisasinya. Sebaiknya hal itu tak lagi menjadi pilihan satu-satunya bagi para bakal calon. Mereka perlu alternatif media lain sebagai sarana sosialisasinya agar mengena seluruh lapisan pemilih.

 

Hal tersebut dikatakan Pengamat Politik Sulawesi Tenggara, Najib Husain saat ditemui di kediamannya, Rabu (19/5/2016). Menurutnya media sosial bisa menjadi salah satu pilihan utama untuk proses sosialisasi bakal calon.

 

\”Media sosial punya nilai strategis bagi seluruh lapisan pemilih di Kota Kendari. Tiga lapisan itu, yakni pemilih pemula, pemilih kelas menengah, dan pemilih tradisional menggunakan media sosial,\” papar Najib.

 

Menurut Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Halu Oleo ini, pemilih pemula merupakan lapisan masyarakat pemilih yang paling banyak menggunakan media sosial. Menurutnya lebih dari 60% pemilih pemula menggunakan media sosial untuk mencari informasi dan hiburan.

 

\”Utamanya pemilih pemula, di atas 60 % dari mereka menggunakan media sosial untuk mencari informasi dan hiburan,\” imbuh Najib.

 

Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UHO ini mengatakan bahwa kekuatan media sosial besar efeknya karena ide yang dijabarkan dalam tulisan dan aktivitas Balon dapat ditampilkan dalam berbagai gambar dengan biaya yang murah dan akses yang cepat.

 

\”Media sosial murah dan cepat dalam penyajian informasinya. Dengan begitu maka sudah sepantasnya para bakal calon ini memanfaatkan media sosial dan media online lainnya,\” tegas Alumni Program Doktor UGM ini.

 

Najib menambahkan, untuk Kota Kendari media sosial memiliki jangkauan yang lebih luas dan cepat. Menurutnya itu yang tidak dimiliki oleh media konvensional.

 

\”Dengan rentang waktu sosialisasi yang panjang, sebelum masuk tahapan pencalonan ini tentunya butuh cost besar dalam melakukan sosialisasi. Maka media sosial dapat menjadi alternatif,\” terang Najib.

 

Namun, Najib juga tidak mengesampingkan para pemilih tradisional dalam media sosial. Menurutnya, para pemilih tingkatan ini juga memiliki akses dengan media online jenis lain. Tambahnya lagi, media online jenis lain ini juga menjadi kebutuhan para pemilih tradisional sebagai sarana untuk mendapatkan informasi yang cepat.

 

\”Terkait dengan para pemilih tradisional, tidak bisa juga dikatakan gaptek karena mereka juga punya hp. Dengan hp ini mereka juga dapat mengakses media online jenis lain. Mereka juga butuh informasi cepat,\” pungkas Najib.

  • Bagikan