Nasib Kakek Slamet 20 Tahun Bertahan Hidup Sebatang Kara di Pos Kamling

Admin - Tak Berkategori
  • Bagikan
Slamet saat duduk di teras Ruang Perawatan Lavender, RSUD Kota Kendari, Rabu (14/2/2018). (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Potret kemiskinan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara nampaknya bukanlah sesuatu hal yang baru lagi ditengah perbincangan publik.

Kali ini, salah seorang warga yang diketahui bernama Slamet (62). Seorang pria berusia lanjut ini, juga mengalami nasib serupa, hidup sebatang kara dan tinggal di sebuah gubuk bekas Pos Kamling yang terletak di pinggir jalan Kelurahan Kendari Caddi, Kecamatan Kandai, Kota Kendari.

Untuk bertahan hidup, sehari-hari Slamet hanya mengandalkan belas kasihan masyarakat sekitar. Nasib Slamet kian memprihatinkan dengan penyakit yang dideritanya. Pria kelahiran Cilacap Jawa Timur (Jatim) ini, tidak hanya tinggal semata-mata untuk bertahan hidup, melainkan harus berjuang melawan penyakit yang dideritanya selama 10 tahun.

Bukan tanpa alasan, Slamet memilih tinggal di bekas bangunan pos kamling yang tidak layak huni tersebut. Dia terpaksa tinggal di tempat itu karena sudah tidak memiliki tempat tinggal sejak meninggalkan istri dan anaknya sekira 20 tahun yang lalu.

“Saya dulu tinggal di Desa Lakumbe, Kabupaten Buton, bersama istri. Sehari-hari di kampung saya bekerja jadi petani kelapa. Pindah ke Kendari karena rumah saya dirusak pada tahun 1994 lalu. Sekarang saya tinggal di Kendari tidak punya siapa-siapa lagi,” kata Slamet kepada SultraKini.Com di teras ruang perawatan Lavender, RSUD Kota Kendari, Rabu (14/2/2018).

Beruntung, berkat kepedulian Komunitas Kendari Peduli (KKP) dan Komunitas Kendari Berbagi (KKB), Slamet akhirnya berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis atas penyakit parah yang dideritanya.

“Saat pertama kali kita temui, bapak ini kondisinya sangat memprihatinkan. Dari mulutnya mengeluarkan lendir bercampur darah dan batuk-batuk. Ditempatnya tinggal, kita hanya melihat beberapa lembar pakaian miliknya dan tidak ada alas untuk tempatnya tidur,” ujar Ketua Umum KKP, Erni Susanti kepada SultraKini.Com, Rabu (14/2/2018).

  • Bagikan