Nilai Impor Sultra ke Tiongkok Meningkat pada Oktober 2020 Mencapai 65,06 persen

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, saat menyampaikan data impor Sultra Oktober 2020, (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, saat menyampaikan data impor Sultra Oktober 2020, (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Nilai impor Sulawesi Tenggara pada bulan Oktober 2020 tercatat US$117,57 juta atau mengalami kenaikan sebesar 3,72 persen dibanding impor September 2020 yang tercatat US$113,36 juta.

Sedangkan, volume impor pada Oktober 2020 tercatat 349,77 ribu ton atau naik 98,61 persen dibanding impor September 2020 yang tercatat 176,11 ribu ton.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara selama periode Januari 2019 – Oktober 2020, nilai impor Sultra tertinggi tercatat pada November 2019 dengan nilai mencapai US$341,77 juta dan terendah tercatat di Maret 2019 yaitu US$28,75 juta. 

Sementara itu, volume impor tertinggi tercatat pada November 2019 yang mencapai 1.707,17 ribu ton dan terendah di Januari 2019 dengan volume 38,99 ribu ton.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, mengatakan impor Sultra Oktober 2020 didominasi oleh kelompok komoditi Besi dan Baja dengan nilai US$46,99 juta atau 39,97 persen dan diurutan kedua adalah kelompok komoditi Bahan Bakar Mineral dengan nilai US$25,23 juta atau 21,46 persen.

“Kenaikan terbesar impor Sultra Oktober 2020 dibanding September 2020 terjadi pada kelompok komoditi Bahan Bakar Mineral senilai US$10,38 juta atau 69,87 persen,” kata Agnes, Selasa (1/12/2020).

(Baca juga: Oktober 2020: Penurunan Terbesar Ekspor Sultra Terjadi di Komoditas Besi dan Baja)

Ia menjelaskan impor Sultra Oktober 2020 mengalami kenaikan sebesar 3,72 persen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh kenaikan impor terbesar dari Negara Tiongkok senilai US$26,63 juta atau 65,06 persen.

“Dari sisi peranan terhadap total impor Januari-Oktober 2020, Tiongkok merupakan negara asal barang utama terbesar dengan nilai impor US$703,27 juta atau 57,83 persen, diikuti Australia dengan nilai US$123,22 juta atau 10,13 persen, dan Afrika Selatan dengan nilai impor US$117,18 juta atau 9,64 persen,” ungkapnya. 

Peranan ketiga negara asal barang utama tersebut mencapai 77,60 persen dari total impor Sulawesi Tenggara pada Januari-Oktober 2020.

Menurut golongan penggunaan barang, selama Oktober 2020 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar yaitu 89,54 persen dengan nilai US$713,99 juta.

Selama Januari-Oktober 2020 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor barang konsumsi mengalami kenaikan sebesar US$1,08 juta (73,26 persen), bahan baku/penolong mengalami kenaikan sebesar 37,86 persen atau senilai US$270,31 juta dan barang modal turun 71,75 persen atau senilai US$41,90 juta.

Untuk diketahui, nilai neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara Oktober 2020 mengalamisurplus sebesar US$177,02 juta. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan Sulawesi Tenggara Januari-Oktober 2020 mengalami surplus US$533,50 juta. 

Kondisi tersebut sejalan dengan periode yang sama tahun lalu (Januari-Oktober 2019), dimana nilai neraca perdagangan Sulawesi Tenggara mengalami surplus US$561,43 juta. (C)

Laporan: Wa Rifin
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan