Pabrik Es PPI Rusak, Nelayan Pasarwajo Kesulitan Melaut

  • Bagikan
Ilustrasi.net

SULTRAKINI.COM: BUTON – Sejumlah nelayan Pasarwajo dan sekitarnya mengeluhkan kelangkaan pasokan es balok untuk pengawet ikan, sejak beberapa bulan terakhir. Hal ini membuat sebagian nelayan kesulitan melaut dan ikan tangkapan mudah busuk.

 

Kelangkaan es balok tersebut terjadi, sejak rusaknya pabrik es balok di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pasarwajo. Untuk dapat terus melaut, biasanya nelayan terpaksa membeli es balok di PT Triko Bina Nusantara dengan harga yang lebih tinggi.

 

\”Untuk mendapatkan es, kami biasanya pergi beli di Triko, tapi harganya tinggi sekali sampai 35 ribu. Itupun juga kadang mereka tidak mau jual karena mereka pakai sendiri untuk nelayannya juga,\” tutur La Ewu salah seorang nelayan di Pasarwajo, Selasa (19/4/2016).

 

Kebutuhan es balok bagi nelayan yang menggunakan kapal kapasitas diatas 5 gross ton (GT) mencapai puluhan buah, dengan bobot tiap balok es mencapai 50 kilogram. Tingginya kebutuhan akan es balok ini, karena wilayah pencarian ikan yang cukup jauh dan lamanya waktu pelayaran.

 

\”Kalau melaut kami kadang bermalam di tengah laut. Jadi kalau es kurang bisa-bisa ikan kita menjadi busuk,\” ungkap nelayan lainnya, Evan.

 

Akibat kelangkaan itu, harga es balok berbobot 50 kilogram kini melonjak tajam. Dari harga normalnya Rp 20 ribu per buah, kini mencapai Rp 35 ribu seperti yang dijual PT Triko Bina Nusantara. Namun perusahaan tidak menjual es baloknya pada nelayan, sehingga tidak jarang nelayan terpaksa memesan es dari Kota Baubau. Akibatnya biaya operasional juga ikut naik.

 

Penanggungjawab PPI Pasarwajo, Yusuf, ketika dikonfimasi atas rusaknya pabrik es balok tidak mau memberi keterangan. Katanya selama ini yang mengelola PPI Pasarwajo adalah PD Mainawa, bukan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buton.

 

Sementara itu, Supervisor Operasional PT Triko Bina Nusantara, Amin, ketika dikonfirmasi, membenarkan jika pihaknya menjual es balok seharga Rp 35 ribu tiap buah kepada nelayan.

 

\”Kalau harga betul kami jual 35 ribu per balok,\” ucapnya.

 

Dengan kapasitas pabrik es balok yang relatif kecil, jelas Amin, pihaknya sebenarnya tidak menjual es balok hasil diproduksinya, karena dipersipkan untuk armadanya sendiri. Namun bila ada kelebihan stok, pihaknya baru menjualnya kepada nelayan, dengan harapan hasil tangkapannya bisa dijual ke PT Triko Bina Nusantara.

 

\”Ketika armada kami sudah terpenuhi esnya, dan masih ada kelebihan kemudian ada nelayan yang minta beli maka kami kasi, sekedar untuk membantu. Ya siapa tau hasil tangkapannya bisa dia bawah ke sini, seperti itu,\” ucapnya.

 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada yang dapat dikonfirmasi dari pihak PD Mainawa, Kabupaten Buton perihal pengelolaan pabrik es PPI yang kini rusak.

  • Bagikan