Panji Petualang : Habitat dan Phyton Tergalak Ada di Muna

  • Bagikan
Ketgam : Panji sang Penakluk (Foto : Istimewa)

SULTRAKINI.COM : KENDARI – Tragedi ular memangsa manusia di kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), hingga kini masih menjadi trending topik dan sorotan publik.

Kejadian tersebut ternyata juga menjadi sorotan serius dari berbagai pemerhati hewan melata jenis reptil. Salah satunya adalah, Panji Sang Penakluk. Seorang pria yang kerap tayang di pertelevisian Nasional dengan berbagai aksinya dalam menaklukan hewan dan salah satunya reptil jenis ular

Menurutnya, kejadian ular memangsa manusia di Muna, itu diduga disebabkan karena faktor populasi ular Phyton yang tumbuh cepat dan kepadatan pemukiman warga hingga ke tepi hutan.

“Kalau saya lihat letak geografis pulau Muna tergolong kecil. Ditambah lagi, pemukiman warga disana sempit, sementara populasi ular jenis ini terus berkembang cepat. Sehingga dapat saya sedikit menarik kesimpulan, ruang gerak mereka semakin sempit. Sehingga keadaan itu yang memaksa untuk mencari makan keluar dari sarangnya,” ujar Panji kepada SultraKini.Com saat dihubungi melalui sambungan telepon selularnya, rabu (20/6/2018).

Panji menambahkan, keberadaan ular Phyton di kabupaten Muna, merupakan salah satu jenis ular terbesar yang ada di Indonesia. Ukuran ular phyton di Muna bisa mencapai sepuluh meter, sementara di wilayah lainnya belum ditemukan sebesar itu.

“Berdasarkan data penelitian tahun 1990-an kabupaten Muna masih menjadi salah satu habitat terbesar untuk perkembangbiakan ular jenis Phyton. Keberadaan ular jenis ini mengalami over, ditambah kebutuhan makanannya mereka ini mungkin kurang sehingga mau tidak mau untuk bertahan hidup, ya mereka makan sesuai nalurinya,” kata Panji.

Ular Phyton yang ada di Muna, lanjut Panji, tergolong salah satu jenis reptil yang paling galak di Indonesia. Dalam seminggu Phyton mampu makan hingga dua kali dengan ukuran mangsa yang besar.

“Phyton ini bisa berukuran sampai sepuluh meter bahkan lebih. Nah terkait hubungannya munculnya ular-ular ini dengan soal eksosistem, menurut saya tidak ada kaitanya. Karena, kondisi hutan di sana masih bagus dan buktinya ular ini masih terus berkembang pesat,” jelasnya.

Laporan : Wayan Sukanta
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan