Pebulutangkis Asal Konawe yang Bersinar di Ajang Internasional

  • Bagikan
Apriani Rahayu (Foto: Google)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Nama Apriani Rahayu tentunya tidak asing lagi di dunia olahraga bulutangkis Indonesia. Perempuan asal Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ini sudah sering mewakili ajang bulutangkis dari tingkat kecamatan sampai Internasional.

Diceritakan sang Ayah, Amiruddin P, Ani sapaan akrab Apriani Rahayu, genar bermain bulutangkis sejak kecil. Raket yang digunakannya saat itu masih buatan sendiri dan koknya terbuat dari jerami. Hingga duduk di bangku Sekolah Dasar, hobinya terus berlanjut. Dia pun meminta orang tuanya agar dibelikan raket sesungguhnya. Namun karena alasan ekonomi, Ani hanya diberi raket usang yang tali senarnya sudah pada putus.

“Tali senarnya itu kami sambung-sambung lagi dengan tali pancing, supaya bisa dipakai lagi. Masalahnya kalau tidak dikasi raket, Ani mengamuk,” katanya, saat ditemui di rumahnya Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe Selatan, Kamis (16/03/2017).

Tahun 2005, dara kelahiran Lawulo, 9 April 1998 tersebut mulai ikut turnamen bulutangkis tingkat kecamatan. Setahun kemudian, dia tampil profesional di ajang bulutangkis junior tingkat Kabupaten Konawe. Pada tahun yang sama, Ani langsung melejit ke ajang tingkat Provinsi Sultra. Duduk di bangku kelas enam SD, prestasinya semakin terlihat dengan terlibatnya di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sultra dan meraih juara II.

Pensiunan UPTD Dinas Pertanian Konawe itu mengatakan, saat ambisi karir Ani tengah dalam puncak-puncaknya, pihak keluarga pun ikut medorong meski dalam keterbatasan. Ia sendiri menjadi orang yang kerap mendampingi Ani ketika pergi latihan sore hari di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Unaaha, Kabupaten Konawe.

Sejak dini, pebulutanggis itu membiasakan berolahraga berat. Misalnya, pemanasan dengan berlari berkilometer.

“Jadi kalau kami mau SKB, dia ambil start dari rumah dan lari sampai di Unaaha. Jaraknya itu sampai sembilan kilometer. Saya naik motor mengikutinya dari belakang,” ujarnya.

Hasil kerja kerasnya pun tidak sia-sia. Dibeberapa pertandingan tingkat provinsi, untuk kelas junior ia kerap tampil cemerlang. Prestasinya selalu bermain tiga besar dan lebih banyak didominasi juara pertama.

“Yang berkesan itu, kalau dia mau berangkat dikejuaraan dan uang tidak ada, biasanya teman-teman dan pelatihnya yang suka patungan. Adakalanya saya yang menghadap bupati agar bisa dibantu fasilitasi,” tuturnya.

Menurut Amiruddin, semangat utama Ani atas keberhasilannya bertanding adalah keluarga. Khususnya keberadaan ibunya yang selalu setia mendampingi ketika bertanding di mana pun lokasinya. Sehingga ketika ibunya meninggal dia tetap berjuang bertanding di ajang Internasional bulutangkis di Peru pada 2015. 

“Ani itu selalu di dampingi mamanya saat bertanding. Makanya, saat mamanya meninggal, dia sangat kehilangan. Kami dari keluarga tetap mengsupor. Karena biar bagaimanapun, mamanyalah yang selalu ingin melihat anaknya tampil sebagai juara,” ucapnya.

Apriani Rahayu merupakan pebulutangkis yang masuk di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas), Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Cipayung sejak 2017. Namanya juga masuk jajaran squad ganda putri utama Cipayung (www.djarumbadminton.com(18/03/2017)).

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan