Pemuda di Muna Antusias Dukung Gua Liangkobori di Ajang API 2018

  • Bagikan
Hadi Wahyudi (Foto: ist)
Hadi Wahyudi (Foto: ist)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Masuknya Gua Liangkobori dalam nominasi ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018, menuai tanggapan positif dari berbagai kalangan masyarakat Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Tidak terkecuali dari kalangan pemudanya. Sebut saja Hadi Wahyudi, pembuat akun group Facebook Kambawuna yang merupakan media bertukar informasi terkait kebudayaan daerah Muna, memberikan apresiasi atas momentum tersebut.

Kepada Sultrakini.Com, Hadi Wahyudi mengatakan bahwa, kawasan Gua Prasejarah Liangkobori telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Cagar Budaya Nasional. Gua Prasejarah Liangkobori adalah bukti kebesaran peradaban Muna di masa lalu.

“Suku Muna bersama Suku Toala Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan golongan ras Wedoid yang berasal dari Srilanka,” kata Hadi, Minggu, (10/6/2018).

Dia bercerita, masyarakat awal di Muna dengan peradaban yang bermula di Gua Liangkobori adalah kelompok masyarakat Wawono Liwu yang telah memiliki kemajuan peradaban. Lukisan gua Liangkobori membuktikan itu. Budaya yang masih diwarisi oleh masyarakat Muna saat ini adalah budaya bermain layang layang, bercocok tanam dan berkuda.

Masuknya Goa Liangkobori sebagai salah satu nominasi API 2018, kategori Situs Sejarah terpopuler merupakan suatu kebanggaan buat orang Muna dan sebagai pemuda, sudah seharusnya mendukung penuh momentum itu.

“Ini suatu momentum berharga, hal yang penting buat generasi saat ini adalah bagaimana terus menggali dan mempelajari serta mempertahankan budaya dan kearifan lokal daerah kita,” ujar Mantan Pengurus Besar HMI periode 2006-2008 itu.

Hadi menyampaikan, Komunitas Kambawuna adalah kumpulan generasi muda yang memiliki kepedulian dalam pelestarian budaya bahkan saat ini sudah menembus dua puluh empat ribu anggota dan yang aktif sekitar lima ratusan.

“Banyak hal yang bisa kita lakukan, di antaranya aktif di sanggar-sanggar budaya, berdiskusi tentang budaya Muna.
Semuanya dalam kerangka menjaga warisan budaya kita dan mempertahankan kearifan lokal daerah untuk mempertahankan moralitas bangsa dalam mendukung pembangunan daerah, khususnya sektor kepariwisatan yang tentu bermuarah kepada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” ucap Hadi.

 

Laporan: Novrizal R Topa
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan