Pemurtadan Dibalik Bantuan Lombok

  • Bagikan
Murni Sari (Pemerhati Sosial).Foto:Ist

Musibah yang terjadi didearah Lombok (NTB) sampai saat ini telah mengalami kerugian sekitar 8,8 triliun, rumah-rumah rusak, fasilitas umum sebanyak kurang lebih 32.129, dan yang terpenting adalah korban jiwa terus bertambah. Data terakhir  dirilis  korban gempa di Lombok adalah 563 jiwa (Direkrut kemensos Harry Hikmat). Melihat jatuhnya korban dan kerusakan parah yang diakibatkan oleh bencana itu, masyarakat mengharapkan agar pemerintah cepat dan tanggap dalam melakukan penanggulangan dan memberikan serta menyalurkan bantuan fisik maupun non fisik.

Ketika duka fisik dan psikis karena hilangnya hunian pekerjaan, dan sanak saudara belum usai, kepiluan bertambah denga adanya temuan kegiatan menyimpang yang merusak akidah di tengah pengungsian korban gempa yang berkekuatan 7,0 SR tersebut, yaitu ditemukannya permurtadan terselubung di lakukan oleh misionaris dari relawan tertentu dalam aksi kemanusiaan terhadap korban gempa. Seperti yang terjadi di Dusun Pamungkaraya Desa Senaru Kec. Bayan Kab Lombok Utara.  Korban sekitar pengungsian itu diajarkan puji-pujian Kristen dengan dalih trauma Healing. Anak-anak di berikan sepaket mainan yang didalamnya mempuyai simbol-simbol kepercayaan umat kristiani seperti gambar-gambar yang identik dengan umat Kristiani dan bingkisan makanan ringan yang bertuliskan “Pertolongan Tuhan indah pada waktunya”, “Kamu tidak sendiri dalam kesusahan. Allah bersamamu”.

Disamping itu juga permurtadan ini di lakukan dengan cara buku-buku berisi materi kristenisasi di selipkan di tengah-tengah tumpukan bantuan logistik yang disalurkan melalui pihak kecamatan dan desa yang siap di bagikan kepada korban gempa. Kemudian misionaris ini juga mengemas makanan di dalam plastik yang di rancang sedemikian rupa agar terlihat menarik dan tak lupa menyelipkan misi terbaik mereka degna tulisan-tulisan care/penguatan pada korban yang ternyata tulisan itu merupakan kalimat biasanya digunakan oleh umat nasrani.

Ditengah derita korban bencana Lombok ini ternyata masih dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk memuluskan misi mereka dalam hal merusak akidah umat islam. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran umat serta kelalaian dalam sistem pemerintah yang seharusnya menjadi tugas utama  dalam menangani bencana dalam wilayah kekuasaanya. Dari sekian banyak bantuan yang masuk pemerintah tidak mengawasi serta menyortir bantuan-bantuan seperti apa saja yang masuk dan melihat dengan teliti tujuan utama dari bantuan tersebut jika berasal dari kelompok-kelompok tertentu. Dari sisi lain para korban tidak hanya membutuhkan bantuan fisik saja tetapi mereka juga membutuhkan penguatan untuk memulihkan kondisi psikis agar tidak depresi, stress, atau dampak-dampak psikologis lainya. Hal ini sangat diabaikan oleh pemerintah kita sehingga masuklah para misionaris tertentu memuluskan misinya memasuki pemikiran-pemikran melalaui tausiyah-tausiyah  para korban dalam menenangkan trauma yang telah dialami dan akhirnya berujung pada perusakan akidah umat muslim yang menajdi korban bencana Lombok.

Hal-hal diatas merupakan kelalaian sistem pemerintah yang gagal dalam mengayomi dan memenuhi kebutuhan korban gempa yang seharusnya menjadi tugas utama seorang kepala Negara untuk melakukan ri’ayah terhadap urusan-urusan rakyatnya. Yang terjadi malah sebaliknya pemerintah dilalaikan oleh urusan yang seharusnya masih bisa ditunda seperti perhelatan akbar asian games yang menelan biaya yang sangat banyak. Pasalnya Acara yang digelar Stadion Utama Gelora Bung Karno itu, Senayan, Jakarta itu menghabiskan sekitar  47 juta dollar atau sekitar Rp 685,2 miliar (asiangames.tempo, 19/8/2018).

Jika saja pemerintah mengambil  ide islam sebagai solusi dalam semua aspek diantara untuk menyelasaikan masalah penanganan  sebelum dan sesudah terjadinya bencana. Maka hal-hal diatas tidak mungkin terjadi. Adapun dalam konteks penanganan terhadap musibah, Khilafah Islamiyah menggariskan kebijakan-kebijakan komprehensif yang terhimpun dalam manajemen bencana model Khilafah Islamiyah. Manajemen bencana model Khilafah Islamiyah tegak di atas akidah Islamiyah. Prinsip-prinsip pengaturannya didasarkan pada syariat Islam, dan ditujukan untuk kemashlahatan rakyat. Manajemen bencana Khilafah Islamiyah meliputi penanganan pra bencana, ketika, dan sesudah bencana.

Terutama pada aspek manajemen pasca bencana, yakni seluruh kegiatan yang ditujukan untuk;

  1. me-recovery korban bencana agar mereka mendapatkan pelayanan yang baik selama berada dalam pengungsian dan memulihkan kondisi psikis mereka agar tidak depresi, stres, ataupun dampak-dampak psikologis kurang baik lainnya. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah kebutuhan-kebutuhan vital mereka, seperti makanan, pakaian, tempat istirahat yang memadai, dan obat-obatan serta pelayanan medis lainnya. Recovery mental bisa dilakukan dengan cara memberikan taushiyah-taushiyah atau ceramah-ceramah untuk mengokohkan akidah dan nafsiyah para korban;
  2. me-recovery lingkungan tempat tinggal mereka pasca bencana, kantor-kantor pemerintahan maupun tempat-tempat vital lainnya, seperti tempat peribadahan, rumah sakit, pasar, dan lain-lainnya. Khilafah Islamiyah, jika memandang tempat terkena bencana, masih layak untuk di-recovery, maka, ia akan melakukan perbaikan-perbaikan secepatnya agar masyarakat bisa menjalankan kehidupannya sehari-harinya secara normal, seperti sedia kala.

Bahkan jika perlu, khalifah akan merelokasi penduduk ke tempat lain yang lebih aman dan kondusif. Untuk itu, Khalifah Islamiyah akan menerjunkan tim ahli untuk meneliti dan mengkaji langkah-langkah terbaik bagi korban bencana alam. Mereka akan melaporkan opsi terbaik kepada khalifah untuk ditindaklanjuti dengan cepat dan profesional.

Inilah langkah-langkah yang akan ditempuh khalifah untuk menangani bencana yang melanda di wilayah Khilafah Islamiyah. Manajemen semacam ini disusun dengan berpegang teguh pada prinsip “wajibnya seorang Khalifah melakukan ri’ayah (pelayanan) terhadap urusan-urusan rakyatnya”. Wallahu ‘alam bishowab

 

Oleh: Murni Sari (Pemerhati Sosial)

  • Bagikan