Pencarian KM Sinar Bangun Diperpanjang, Ratusan Korban Diduga masih Hilang

  • Bagikan
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (21/6/2018). (Foto: Antara/Irsan Mulyadi)
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (21/6/2018). (Foto: Antara/Irsan Mulyadi)

SULTRAKINI.COM: Pencarian bangkai Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, diperpanjang. Segala upaya Basarnas serta tim pencari lainnya dikerahkan untuk mencari kapal yang karam pada 18 Juni 2018.

Terhitung proses pencarian KM Sinar Bangun sejak tujuh hari lalu. Pencarian secara manual sampai mengerahkan robot terus mendeteksi keberadaan bangkai kapal. Sebelumnya dua titik berbeda di dasar Danau Toba dicurigai sebagai bangkai KM Sinar Bangun pada Minggu, 24 Juni kemarin. Indikasi itu ditemukan berkat alat bernama multi beam echosounder yang memetakan 3 dimensi di dasar danau.

“Teknologi ini pada intinya dibilang multi beam echosounder. Jadi mengukur jarak dari permukaan air ke dasar danau atau laut karena alat ini punya kemampuan advance. Pada saat yang bersamaan, dia bisa mengumpulkan data yang banyak sekali dan akhirnya kami bisa memetakan secara 3 dimensi,” kata Founder Mahakarya Geo Survey-IAITB, Henky Suharto saat dihubingi detikcom, Minggu (24/6/2018) dilansir dari Detik.com.

Henky menambahkan, kepastian indikasi tersebut diperlukan alat lain untuk menangkap visual objek yang ditemukan. Alat itu juga bisa digerakkan seperti robot.

“Nanti setelah ada indikasi ini, kami akan menurunka alat yang lebih canggih namanya ROV. Alat ini kelebihannya bisa mendekati objek. Jadi kayak robot lah. Bisa ambil video atau foto dari berbagai arah. Juga bisa digerakkan secara fleksibel, dan alat ini juga dilengkapi arm (lengan) itu untuk melakukan pekerjaan misalnya kami mau mengikatkan tali. Intinya nanti akan divisualisasi dengan alat ini apakah benar indikasi itu objek yang kami cari,” tambahnya.

Sejumlah kesulitan juga ditemukan petugas selama proses pencarian, seperti kondisi air yang dingin dan kedalaman air yang mencapai ratusan meter.

“Dari teman-teman ahli forensik air di Danau Toba ini sangat dingin, jadi badan kita seperti lemari es sehingga proses pembusukannya itu lambat orang bisa ngapung karena gas-gas yang terbentuk waktu pembusukan itu, itulah yang membuat berat badan kita lebih ringan daripada air sehingga mengapung, tapi karena di bawah itu dingin proses pembusukannya itu lambat,” ucap Ketua Komite Nasional Keselamatan Kerja (KNKT) Soerjanto Tjahjono.

Para korban juga diduga terperangkap terbelit ganggang yang tumbuh di dasar danau. Tumbuhan ini membuat korban sulit mengapung ke permukaan.

Data sementara, korban KM Sinar Bangun ditemukan selamat sebanyak 18 orang dan tiga orang ditemukan tewas. Sementara data korban hilang belum ada data pastinya, namun diduga 182 orang masih hilang.

 

Sumber: Detik.com

  • Bagikan