Pendidikan Karakter Anak di Muna Melalui Permainan Tradisional

  • Bagikan
Anak PAUD bermain tradisional. Foto: Novrizal/SultraKini.com

SULTRAKINI.COM: MUNA- Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Kabupaten Muna merayakan HUT ke-59 dengan menitik beratkan pada kegiatan pendidikan karakter anak usia dini, Sabtu (8/10/2016)

Pendidikan karakter dimaksud berupa permainan tradisional yang diikuti tujuh taman kanak-kanak dan PAUD yang ada di Raha, ibukota Kabupaten Muna, dan sekitarnya.

Ketua GOPTKI Muna Andriani Nurdin mengatakan setiap tahun GOPTKI menyajikan kegiatan-kegiatan yang menarik bagi anak usia dini dan ini merupakan bagian dari optimalisasi peran GOPTKI dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pertunjukan permainan tradisional nusantara oleh GOPTKI Kabupaten Muna merupakan hal baru. Hal ini bukan sebagai pertunjukan semata namun bagaimana memberikan edukasi kepada kalangan tua maupun muda bahwa permainan tradisional merupakan aset budaya bangsa yang juga butuh perhatian untuk dilestarikan.

Permainan tradisional merupakan aset sekaligus warisan budaya dari nenek moyang yang diajarkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi. Oleh karena itu kunci keberlangsungan permainan tradisional untuk tetap hidup di tengah masyarakat adalah proses pewarisan dari generasi tua ke generasi muda. 

“Namun, kini sebagian besar permainan tradisional tidak dikenalkan oleh generasi sebelumnya atau orang tua ke anak,” jelas Andriani. 

Pada era globalisasi ini, permainan tradisional semakin tersingkir karena anak dimanjakan dengan permainan modern seperti PS (Play Station) dan mobile Games, ditambah lagi sebagian besar waktunya dihabiskan untuk menonton televisi. 

Andriani berharap, dengan terselenggaranya pertunjukkan permainan tradisional ini, menjadi barometer pelestarian permainan tradisional di Kabupaten Muna. 

Kepada pemerintah diharapkan dapat memberikan ruang agar permainan tradisional dapat terlestarikan.

Di kota besar dengan ruang luar bermain yang sedikit, membuat anak-anak kehilangan tempat berkumpul untuk bermain. Hal ini juga membuat permainan tradisional semakin jarang dimainkan.

  • Bagikan