Pendukung Paslon di Wakatobi Sempat Bersinggungan, Haerudin Buton-Hasan Berujung Damai

  • Bagikan
Kasat Reskrim Polres Wakatobi, IPTU Jaliman memediasi pihakHasan dan pihak Haerudin Buton. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Tensi politik di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara kian hari kian memanas. Dua pihak pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Wakatobi kabarnya diduga mulai saling serang.

Anggota DPRD Wakatobi Fraksi Golkar, Haerudin Buton, mengaku diintimidasi hingga dianiaya oleh seseorang dari tim pemenang pasangan calon kepala daerah Haliana-Ilmiati Daud (HATI) di Pulau Binongko, Kabupaten Wakatobi.

Ia mengatakan, ketika akan beristirahat sepulangnya dari mengantar Anggota DPRD Provinsi, Achmad Aksar pasca-reses pada Minggu (4/10/2020) pukul 22.00 Wita, ia mendengar suara dari sekelompok orang yang meneriaki dirinya dan Achmad Aksar. Saat keluar untuk menghampiri kelompok orang yang dibawa oleh Hasan (tim pemenang pasangan calon HATI) tersebut, dia mengaku langsung dikepung dan menerima intimidasi disertai penganiayaan.

“Setelah datang itu, mereka langsung kepung saya, kemudian ada yang agitasi (hasut) berdiri di depan sambil joget-joget dan mereka bilang ‘Kamu anggota DPR? Ayo berkelahi’. Sambil bilang ‘Kamu ini bikin kacau di Binongko’. Saya tanya mereka ‘Ini ada apa’ tapi tidak dijawab,” ucapnya, Rabu (7/10/2020).

Haerudin menambahkan, di malam itu juga ia diajak oleh sejumlah orang ke Kecamatan Togo Binongko tanpa alasan yang jelas, namun ditolaknya. Setelah mendapat penolakan, mereka bersepakat ketemu dengan Haerudin Buton besok harinya di kantor kecamatan.

“Besoknya kami ke kecamatan juga tidak ada orang, tidak ada riak, kemudian kami ke Polsek Binongko untuk melaporkan persoalan ini,” jelasnya.

Sementara itu, tim pemenang pasangan calon HATI, Hasan membantah menganiaya Haerudin Buton. Kata dia, ketika itu hanya cekcok yang terjadi sebab yang bersangkutan dinilai selalu memanfaatkan program Pemerintah Pusat untuk kepentingan politik. Ia mengaku hanya memukul kaki Haerudin Buton, kemudian meminta massa untuk pulang.

“Kan malam itu beberapa kali saya minta pak kades untuk keluarkan Pak Haerudin, tapi pak kades bilang tidak ada, tapi tidak lama ia keluar. Saat itu teman mau datangi tapi saya larang mereka, nanti saya yang bicara dengan pak Haerudin. Kemudian saya langsung naik dan pukul kakinya, lalu saya arahkan semua palangan dan saya bilang ‘Besok kita ketemu di kantor camat,” ujarnya.

Menurutnya, jika ia tidak mengambil langkah tersebut, massa akan menghakimi yang bersangkutan.

Dikabarkan, keributan tersebut bermula saat Hasan menerima laporan dari warga yang mengaku diintimidasi oleh Haerudin melalui orang kepercayaan Haerudin beberapa waktu lalu. Warga diancam jika tidak memilih “kuning” (paslon HALO), listrik subsidi akan dicabut, Program Keluarga Harapan tidak akan dicairkan, serta Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tidak akan diberikan.

Namun, ketika Hasan bersama rekan-rekannya hendak mengklarifikasi persoalan tersebut, Haerudin terkesan menghindar.

Persoalan itu berlanjut dengan tahap mediasi oleh Kasat Reskrim Polres Wakatobi, IPTU Jaliman. Permasalahan Hasan dan Haerudin Buton akhirnya berujung damai dan tidak melanjutkan masalah tersebut ke pengadilan.

Hasil mediasi keduanya mengeluarkan lima poin kesepakatan, misalnya permohonan maaf Hasan agar tidak mengulangi perbuatannya-baik kepada Haerudin Buton maupun kepada pendukung lainnya.

(Baca juga: Video Viral Penjual Keripik Marah-marah ke ABK di Wakatobi, Diminta Tidak Dipolitisasi)

Informasi yang dihimpun, Achmad Aksar yang sempat bersama Haerudin Buton sebelum didatangi Hasan adalah Anggota DPRD Sultra periode 2019-2024 dari Fraksi Golkar. Anak Bupati Wakatobi, Arhawi itu, menang pada pemilihan legislatif dengan daerah pemilihan IV Sultra, meliputi Kabupaten Wakatobi, Buton, Kota Baubau, Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah.

Sedangkan Haerudin Buton merupakan anggota DPRD Wakatobi Dapil Binongko.

Politisi Golkar ini sempat menyerukan kepada masyarakat untuk memilih kepala daerah yang berpengalaman seperti paslon Arhawi-Hardin La Omo ketika berada di Pulau Binongko pada Selasa (6/10/2020) atau pascapersoalan tersebut.

(Baca juga: Forkopimda Tinjau Langsung Kampanye Calon Bupati di Pulau Binongko)

Untuk diketahui pada Pilkada Wakatobi 2020, terdapat dua paslon akan berkontestasi. Mereka adalah paslon Arhawi-Hardin La Omo (HALO) yang disimbolkan dengan “kuning” dan paslon Haliana-Ilmiati Daud (HTI) yang disimbolkan “merah”. (C)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan