Pengamat Olahraga Sebut Kepengurusan KONI Sultra “Obesitas” dan Tidak Kapabel

  • Bagikan
Pengamat olahraga Sultra, Dr. Saiful. (Foto: Istimewa)
Pengamat olahraga Sultra, Dr. Saiful. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pengamat olahraga di Sulawesi Tenggara, Dr Saiful, menilai kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sultra periode 2019-2023 yang dinahkoda Agista Ariyani Bombay Ali Mazi mengalami “obesitas”.

Penggemukan itu, kata Saiful, terlihat dari banyaknya jumlah pengurus. Salah satu contah misalnya dibagian sekretaris, wakil sekertari sampai ada lima orang.

“Itukan kebanyakan, idealnya itu hanya sampai dua orang, begitu juga dengan wakil bendahara umum sampai empat orang, itu tugasnya apa saja banyak begitu, jangan sampai hanya numpang nama saja,” ungkap Saiful pada SultraKini. Com, Rabu (11/12/2019).

Katanya lagi, yang paling parah itu ada beberapa pengurus seperti wakil ketua umum I yang dijabat oleh, Ashar, yang merupakan kepala dinas olahraga dan juga ketua cabor angkat besi, wakil ketua umum III Abdul Salam Sahadia dan wakil ketua umum V yang di jabat oleh Pahri Yamsul yang merupakan Kadis Bina Marga Provinsi sekaligus ketua cabor Softball, menyalahi aturan perundang-undangan sistem Keolahragaan Nasional (SKN) dan AD/ART KONI.

“Mereka inikan pejabat publik jadi tidak bisa menduduki jabatan tersebut, itukan melanggar Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 pasal 40 tentang Sistem Keolahragaan dan AD/ART KONI, kan itu tidak bisa, melanggar aturan. Apakah mereka ini tidak baca aturannya,” tegasnya.

Dalam pasal 40, Undang-undang No. 3 Tahun 2005 SKN dijelaskan bahwa pengurus KONI provinsi,
dan kabupaten/kota bersifat mandiri dan tidak terikat dengan kegiatan jabatan struktural dan jabatan publik.

Dosen Ilmu Keolahragaan di salah satu universitas ternama di Kendari itu juga menilai, beberapa pengurus bidang di pengurus struktural KONI juga tidak kapabel di bidangnya.

“Contohnya seperti bidang Sport Science dan IPTEK diketuai oleh Laode Marsudi, seharusnya yang lebih tau dan orang yang tepat itu karena berkaitan dengan ilmu pengetahuan itu pak Asrif Ahmad neneknya olahraga, malah dia dijadikan anggota, itukan tidak tepat, pokoknya kepengurusannya itu tidak kapabel semua, orang-orang yang berpengalaman dibidang olahraga justru tidak ada, tidak dicari,” ujar Saiful.

Dirinya berharap Ketua KONI Sultra bisa meninjau kembali kepengurusannya.

“Ini bukannya membantu mensukseskan olahraga, malah sebaliknya. Kita berharap pengurus itu bisa menghantarkan prestasi olahraga agar lebih baik tentu juga harus didukung oleh pengurus yang tepat dan kapabel,” pungkasnya.

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan