Pengendara Mobil Keluarkan Ratusan Ribu Rupiah Agar Lolos Banjir di Pondidaha

  • Bagikan
Kendaraan roda dua menggunakan jasa pengangkut mobil untuk melewati banjir. (Foto: Istimewa)
Kendaraan roda dua menggunakan jasa pengangkut mobil untuk melewati banjir. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Terendamnya akses jalan Kendari-Konawe membuat sejumlah warga menyediakan jasa angkut kendaraan menggunakan truk pemuat alat berat. Namun tingginya bayaran jasa, memaksa pengendara mengeluarkan duit, jika tidak ingin kendaraannya mogok di tengah perjalanan.

Sejumlah akses jalan di Kecamatan Pondidaha yang menjadi jalan poros Kendari-Kolaka, terendam banjir setinggi di atas 50 sentimeter. Kondisi ini-pun mengganggu arus lalu lalu lintas, utamanya kendaraan roda empat.

Pasalnya, alternatif biar kendaraan tidak mogok di jalanan, yaitu pengendara bisa memakai jasa angkut kendaraan dan harus mengeluarkan ratusan ribu rupiah agar lolos dari genangan air.

(Baca juga: Jalan Poros di Kecamatan Pondidaha Digenangi Air)

Misalnya Opin. Pengguna jalan ini bercerita dirinya terpaksa mengeluarkan ratusan ribu rupiah untuk melewati sejumlah titik banjir di Kecamatan Pondidaha, seperti di Desa Honga, Pumbinisi, dan Desa Wukusao.

Dijelaskannya, kendaraan roda empatnya harus melintasi jalur alternatif di Jalan Sintesa (belakang rumah warga) yang dikenai bayaran seikhlasnya.

“Mulainya membayar itu saat di Desa Amesiu. Saat memasuki Kelurahan Pondidaha, saya dimintai Rp 600 ribu oleh pemilik mobil dum truk jika ingin menggunakan jasa mengangkut mobil hingga sampai titik banjir, karena saya ketemu adik ipar yang warga setempat, akhirnya ipar saya berbicara dengan pemilik mobil agar mengurangi biaya jasa hingga sampai kesepakatan Rp 400 ribu,” jelas Opin, Sabtu (15/6/2019).

Menurutnya, besaran biaya pengangkut kendaraan menjadi hal wajar. Sebab, kendaraan harus menempuh jalan terendam air sekitar dua kilometer.

“Kalau mobil sejenis Avansa, Xenia, dan sejenisnya nekad melaluinya, (berpotensi) membuat mobil mogok, kecuali dia mematikan mesin mobilnya, menutup knalpot lalu mendorong mobilnya, itupun capek karena jaraknya sekitar dua kilometer,” ucapnya.

Informasi dihimpun Sultrakini.com, ketinggian air di jalanan kurang dari satu meter. Namun, di permukiman warga ketinggiannya dia atas satu meter. Inilah membuat warga setempat mengungsi dengan mendirikan posko darurat di pinggir jalan depan rumah mereka. Dampaknya, kendaraan yang melintas perlu hati-hati agar tidak terlalu mendorong air hingga masuk ke dalam posko.

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan