Peringatan Dini BMKG: Wilayah Sultra Dilanda Cuaca Ekstrem

  • Bagikan
Ilustrasi
Ilustrasi

SULTRAKINI.COM: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada 23-25 Januari 2019. Peringatan itu menyusul adanya potensi gelombang tinggi dan hujan lebat yang berdampak di perairan Sulawesi Tenggara.

Analisis dinamika atmosfer, Selasa (22/1/2019), terpantau pola tekanan rendah 1005 hPa teridentifikasi di Laut Timor atau selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dinamika atmosfer di atas, massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah Sultra, serta indeks labilitas sedang sampai kuat di wilayah Sultra, beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah laut Sulawesi dan laut Flores.

“Dilihat dari pergerakan angin, terdapat belokan dan konvergensi di wilayah Sultra. Penyebabnya, tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi di wilayah Sultra, terutama bagian Buton Selatan, Baubau, Buton, Wakatobi, Kabaena, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kendari, Konawe Kepulauan, dan Kolaka Utara,” jelas Prakirawan Cuaca, Adi Istyono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/1/2019).

Ditambahkan Prakirawan Perairan, Gabriella Larasati, BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia. Salah satu bibit siklon saat ini berada di Laut Timor atau selatan NTT, berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam 3 hai kedepan. Akibatnya, berpotensi cuaca ekstrem angin kencang mencapai di atas 25 knot sehingga memicu potensi gelombang tinggi 2,5 sampai 4 meter (berbahaya) di perairan Sultra (Perairan Baubau, Wakatobi, dan Laut Banda Timur Sultra).

Pihak BMKG diimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak akibat curah hujan tinggi dan angin kencang yang terjadi akhir Januari 2019. Sebab memicu potensi banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

“Harap diperhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran dan dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi (Perairan Baubau, Wakatobi, dan Laut Banda Timur Sultra) agar tetap waspada,” terang Gabriella dalam rilisnya.

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan