Perjuangan Nur Liza, Ibu Tangguh Penumbuk Batu

  • Bagikan
Keluarga penumbuk batu di Kelurahan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kota Kendari tengah bekerja memecahkan batu bahan bangunan dengan upah Rp24 ribu sehari. (Foto: Safrudin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Nur Liza merupakan sosok ibu yang tangguh. Ia bekerja sehari penuh memecah batu, untuk mengumpulkan rupiah demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Sebab suaminya saat ini sedang sakit, sehingga beban hidup keluarga ada dipundaknya.Dia tak sendiri, ditemani anaknya dan warga lain yang juga berjuang demi kehidupan mereka. Warga Kelurahan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan ini, bekerja sebagai penumbuk batu sudah bertahun-tahun.Batu yang mereka jual, merupakan batu gunung yang menjadi bahan pembangunan rumah atau gedung. Warga menjualnya berdasarkan ukuran, dengan harga bervariasi.Misalnya ukuran 2.1 diberi harga Rp700 ribu per rit (satu truk), ukuran 2.3 seharga Rp400 ribu per rit, dan ukuran 5.7 yang biasa disebut gelondong dijual seharga Rp250 ribu per rit.Dari pekerjaan menumbuk batu, Nur Liza diberi gaji berdasarkan hitungan lori (gerobak dorong), senilai Rp6 ribu per lori oleh pemilik usaha. Dalam sehari, ia hanya mampu menghasilkan 4 lori Arko.\”Ya dapat menghasilkan 24 ribu rupiah sehari. Upah yang diberikan sangat kurang untuk kebutuhan sehari-harinya,\” katanya saat ditemui SULTRAKINI.COM, Minggu (28/2/2016).Di Kelurahan Lalowaru, penduduk yang mengandalkan mata pencaharian sebagai penumbuk batu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya cukup banyak. Sekitar 20 keluarga menggantungkan hidup dari pekerjaan \’keras\’ ini.Biasanya, mereka bekerja berkelompok dengan anggota keluarga masing-masing. Dalam satu kelompok, terdiri dari 3 sampai 5 orang, yang merupakan ayah, ibu, dan anak.Semakin banyak anggota keluarga yang ikut membantu menumbuk batu, semakin banyak pula penghasilan yang didapatkan.(C)Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan