Perlindungan Jurnalis, antara Vaksin dan Suplai Suplemen dari AMSI

  • Bagikan
Penyerahan suplemen untuk penguatan imun anggota AMSI dilakuan secara virtual. Foto: Dok AMSI.
Penyerahan suplemen untuk penguatan imun anggota AMSI dilakuan secara virtual. Foto: Dok AMSI.

Sebanyak 600-an jurnalis tewas akibat Covid-19. Jurnalis kerap berhubungan dengan berbagai narasumber ketika melakukan peliputan berita. Ia rentan terpapar virus sehingga perlu dilindungi. Pemerintah Indonesia memberi vaksin (belum merata). Asosiasi Media Siber Indonesia mengambil tanggungjawab, memberikan obat dan suplemen untuk menguatkan imun jurnalisnya. Berikut catatan M Djufri Rachim, Ketua AMSI Sultra.  

SULTRAKINI.COM: Jurnalis adalah salah satu profesi yang rentan terjangkit Covid-19. Penyakit menular yang disebabkan coronavirus, pertama ditemukan di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Jurnalis senantiasa berinterkasi dengan beragam nara sumber di lapangan, untuk kepentingan wawancara berita misalnya.

Menyadari hal itu, maka setiap jurnalis harus mendapatkan perlindungan yang kuat dari jangkitan virus yang telah mematikan banyak orang itu, termasuk jurnalis.

The Press Emblem Campaign (PEC), organisasi nirlaba bergerak di bidang kebebasan pers mengungkapkan sudah lebih dari 600 jurnalis di 59 negara meninggal dunia akibat terpapar virus Covid-19 selama 10 bulan pada tahun 2020.

“Dari 602 jurnalis yang meninggal karena Covid-19 sejak 1 Maret, Amerika Latin memimpin dengan lebih dari setengah dari korban yang diketahui, atau 303 kematian,” jelas Press Emblem Campaign (PEC), dilansir Suara.com dari Anadolu Agency.

Dari jumlah itu, sekitar 145 kematian tercatat di Asia, 94 di Eropa, 32 di Amerika Utara, dan 28 di Afrika. Dari daftar yang meninggal itu juga termasuk pensiunan jurnalis. Untuk itu, PEC yang bermarkas di Jenewa itu mengatakan jurnalis harus mendapat akses prioritas untuk divaksinasi.

Pemerintah Indonesia pun memberikan vaksin kepada jurnalis pada program vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang mulai digelar medio Februari 2021. Pada periode ini pemerintah mentarget 38.513.446 orang yang terdiri dari 21,5 juta kelompok lanjut usia dan hampir 17 juta petugas pelayanan publik, seperti pedagang pasar, pendidik (guru, dosen, tenaga pendidik), tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Kemudian, pihak keamanan (TNI-Polri), pariwisata (petugas hotel dan petugas restoran), pelayanan publik (Damkar, BPBD, BUMN, BPJS, Kepala/perangkat Desa), pekerja transportasi publik, atlet dan jurnalis.

Sekitar 5.000 insan pers telah mendapat jatah vaksin yang diumumkan Presiden pada Hari Pers Nasional 9 Februari lalu. Namun semuanya masih diprioritaskan di Jakarta. Bagaimana dengan jurnalis di daerah.

Sehari setelah Presiden Jokowi mengumumkan vaksin bagi jurnalis,  Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir merespon agar semua jurnalis yang bekerja di wilayahnya untuk segera memvaksinkan diri.

“Kemarin dijanjikan oleh pak presiden 5.000 vaksin, saya pun menawarkan seratus persen asalkan teman-teman wartawan sehat, memenuhi ketentuan vaksinasi dan bersedia ikut,” katanya saat itu. Sejumlah jurnalis di Kota Kendari pun kemudian melakukan vaksin. Walau pun belum seluruhnya.

Jurnalis memang mempunyai risiko tertular Covid-19. Awak media kerap berinteraksi dengan banyak orang saat bertugas.

“Kita harapkan ini memberikan perlindungan kepada awak media, terutama yang berada di lapangan yang sering berinteraksi dengan publik, sering berinteraksi dengan narasumber, dan ini memberikan perlindungan yang baik bagi insan pers,” kata presiden.

Manfaat Vaksin

Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dinilai paling efektif untuk mengatasi pandemi Covid-19. Vaksinasi atau imunisasi merupakan prosedur pemberian suatu antigen penyakit, biasanya berupa virus atau bakteri yang dilemahkan atau sudah mati, bisa juga hanya bagian dari virus atau bakteri.

Vaksinasi dilaksanakan untuk melengkapi upaya pencegahan penyakit Covid-19, seperti memakai masker, mencuci tangan, juga menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Tujuan vaksinasi adalah untuk membuat sistem kekebalan tubuh, mengenali dan mampu melawan saat terkena penyakit tersebut. Sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, sesungguhnya bisa terbentuk secara alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya.

Namun, infeksi virus corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan cara lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi.

Dengan mendapatkan vaksin Covid-19, seseorang bisa memiliki kekebalan terhadap virus Corona tanpa harus terinfeksi terlebih dahulu.

Menurut sejumlah sumber, Vaksin Covid-19 mempunyai kegunaan, diantaranya adalah;

  • Terciptanya respon antibodi

Respon anti bodi untuk kekebalan tubuh manusia. Dimana saat disuntik vaksin maka sel B akan menempel pada permukaan virus corona yang sudah dimatikan dan mencari fragmen yang pas. Kemudian Sel T akan mencocokan fragmen dengan sel B tadi. Jika ada yang cocok, sel B akan berkembang biak dan menghasilkan antibody untuk kekebalan tubuh manusia.

  • Menangkal Virus Covid-19

Suntikan vaksin akan merangsang sel tubuh manusia, terutama sel B yang memproduksi immunoglobulin, sehingga kebal pada SARS-CoV-2.

  • Menghentikan Virus

Vaksin akan menghentikan virus menyebar ke seluruh tubuh. Vaksin akan merangsang imun tubuh yang dihasilkan oleh sel-B dan menghentikan virus Covid-19 masuk ke dalam tubuh.

  • Terbentuknya herd immunity

Bagi mereka yang sudah disuntik vaksin maka secara otomatis akan terlindungi dari jangkitan virus Covid-19, dengan demikian maka ikut membantu mengurangi penyebaran Covid-19 pada lingkungan dan orang-orang sekitar, terutama kelompok yang sangat berisiko, seperti lansia. Hal itu bisa terjadi karena kemungkinan orang yang sudah divaksin menularkan virus Corona sangatlah kecil. Bahkan, bila diberikan secara massal, vaksin Covid-19 juga mampu mendorong terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) dalam masyarakat.

  • Meminimalkan dampak ekonomi dan sosial

Wabah Covid-19 berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat terganggu selama pandemi. Dengan vaksinasi, yang selanjutnya diharapkan terbentuk kekebalan kelompok, aktivitas sosial ekonomi diharapkan bisa kembali pulih.

AMSI Suplai Obat-obatan

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) sebagai organisasi perusahaan pers yang diakui keberadannya oleh ngara (konstituen Dewan Pers) ikut mendorong penguatan anggotanya di seluruh Indonesia, dengan cara mensuplai obat-obatan dan suplemen penguat imun.

Pada Oktober 2020, AMSI telah mengirimkan ribuan paket obat herbal kepada media-media anggotanya di 21 provinsi Indonesia. Obat herbal Lianhua Qingwen itu merupakan donasi dari Sinar Mas Group. Saat itu, Sinar Mas mendatangkan satu juta kapsul Lianhua Qingwen dari Tiongkok yang dinilai efektif mengatasi gejala Covid-19.

Managing Director Sinar Mas, Saleh Husin menyatakan, pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak masyarakat membuat informasi dari media daring menjadi referensi utama. Sedangkan, aktivitas reportase menjadi semakin menantang bagi para jurnalis karena berisiko tertular virus corona.

Situs resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (covid19.go.id) menjelaskan obat tradisional bermerek Lianhua Qingwen Capsules disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) untuk meredakan panas dalam dan batuk.

Lianhua Qingwen Capsule dikembangkan dari dua formula pengobatan tradisional Tiongkok, yaitu Maxing-Shigan-Tang dan Yinqiao-San.

Obat ini umumnya digunakan oleh tenaga medis Cina untuk mengobati infeksi virus influenza dan severe acute respiratory syndrome (SARS) pada tahun 2002-2003 lalu.

Di dalam obat Lianhua Qingwen terdiri dari 11 tumbuhan berikut ini:

  • Fructus Forsythiae (Lianqiao).
  • Flos Lonicerae Japonicae (Jinyinhua).
  • Herba Ephedrae (Mahuang).
  • Semen Armeniacae Amarum (Kuxingren).
  • Radix Isatidis (Banlangen).
  • Rhizoma Dryopteridis Crassirhizomatis (Mianmaguane ).
  • Herba Pogostemonis (Guanghuoxiang).
  • Radix et Rhizoma Rhei (Dahuang).
  • Radix et Rhizoma Rhodiolae Crenulatae (Hongjingtian).
  • Radix et Rhizoma Glycyrrhizae (Gancao).
  • Bersama dengan mentol dan obat mineral tradisional Cina, Gypsum Fibrosum (Shigao).

Dilansir dari Hindawi, sebuah studi farmakologi modern menunjukkan Lianhua Qingwen juga memiliki kandungan antivirus, antibakteri, dan antiinflamasi.

Selain obat, AMSI pada April 2021 juga telah mensuplai 2.725 paket suplemen (vitamin) dari Pyridam Farma kepada semua anggotanya di Indonesia, terdiri 338 media online di Indonesia. Termasuk SultraKini.com.

Sementara itu, Direktur Pyridam Farma, Widjanarko Brotosaputro, mengatakan bantuan suplemen diberikan sebagai bentuk dukungan pada media dari industri farmasi. 

PT Pyridam Farma Tbk berdiri sejak tahun 1976, merupakan perusahaan farmasi dengan bisnis utama berupa produksi dan/atau distribusi obat-obatan moderen dan tradisional serta distribusi alat kesehatan seperti alat laboratorium dan juga PCR test kits. Perusahaan ini memiliki lebih dari 200 produk dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup krim, dan salep. 

Bantuan suplemen kesehatan sangat berharga untuk jurnalis, terutama pada situasi saat ini dimana masyarakat sudah seperti normal. Karena itu, perlindungan terhadap jurnalis perlu dilakukan lebih tinggi. 

Tentu saja, jurnalis tetap berhati-hati saat liputan, karena bantuan suplemen hanyalah salah satu upaya menjaga kesehatan untuk meminimalisasi risiko yang besar.

Ketua Umum AMSI Wenseslaus Manggut mengatakan media dituntut tetap melakukan tugas memberikan informasi bahkan pada saat bencana pandemi ini media diminta bekerja lebih keras, karena kebutuhan informasi meningkat lebih cepat.

“Sebagai organisasi AMSI, memikirkan agar awak media, anggota tetap aman selama di lapangan, menjaga kesehatan, dan menerapkan protokol kesehatan,” ucap Wenseslaus. ***

  • Bagikan