Pertanyaan ‘Skak Mat’ Lukman Buat Simpatisan Teriak Gaduh

  • Bagikan
Ilustrasi. (Foto: Google)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Debat publik calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara season II, sempat menyinggung revolusi industri 4.0 guna mendorong pembangunan industri manufaktur untuk bisa berdaya saing global. Pertanyaan Lukman Abunawas terhadap paslon nomor urut tiga itu juga mengundang teriakan gaduh dari para tim pemenangan atau simpatisan yang hadir di dalam ruangan.

Dalam pertanyaannya, Lukman menginginkan paslon nomor urut tiga menyebutkan lima fokus sektor manufaktur jebolan Presiden RI, Joko Widodo tersebut yang langsung disambut teriakan gaduh dari sejumlah tim pemenangan atau simpatisan yang hadir di dalam ruang debat. Menurutnya, sebagai calon pemimpin, perlu mengetahui program tersebut. Namun pertanyaan tidak mampu dijawab Sjafei Kahar selaku calon Wakil Gubernur nomor tiga dan mengisi waktu tersisa dengan jawaban sehubungan pemanfaatan sumber daya alam dengan segala potensi yang ada di Sultra.

“Saya juga belum tahu itu…,” kata Sjafei.

Informasi dari berbagai sumber, revolusi industri 4.0 mengintegrasikan dunia online dengan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama. Sedangkan lima sektor manufaktur yang dimaksud, yakni industri makanan dan minuman, otomotif, tekstil dan pakaian, kimia, dan industri elektornik. Kelimanya merupakan langkah awal target mempercepat implementasi Industri generasi keempat atau 4.0.

“Sektor ini dipilih setelah melalui evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan Implementasi yang mencakup ukuran PDB, perdagangan, potensi dampak terhadap industri Iain, besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dilansir dari Detik.com (4/4/2018).

Dijelaskannya, bila target itu didukung penuh oleh seluruh pihak terkait, implementasi industri 4.0 di Indonesia akan bisa mendorong pertumbuhan Produksi Domestik Bruto hingga 2 persen per tahun. Dampaknya industri manufaktur akan berkontribusi sebesar 21-26 persen terhadap PDB pada tahun 2030.

“Implementasi Making Indonesia 4.0 yang sukses akan mampu mendorong pertumbuhan PDB riil sebesar 1-persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline sebesar 5 persen menjadi 6-7 persen pada periode tahun 2018-2030,” tambah Airlangga.

  • Bagikan