Pertumbuhan Ekonomi Konawe Meningkat di 2019, Wabup: Wajar

  • Bagikan
Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara. (Foto: Ulul Azmi/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan pada 2019, yakni 9,20 persen, dibandingkan tahun sebelumnya 7,44 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Konawe pada 2020 dalam katalognya berjudul Kabupaten Konawe dalam Angka: Penyediaan Data untuk Perencanaan Pembangunan menunjukkan pertumbuhan ekonomi wilayah setempat mulai dari 2015 hingga 2019. Angka pertumbuhan ini membandingkan lima belas kabupaten dan dua kota di Provinsi Sultra.

Tercatat, angka pertumbuhan ekonomi Konawe di 2015 sebesar 6,11 persen, lalu pada 2016 sebesar 5,53 persen, tahun 2017 sebesar 5,21 persen, pada 2018 sebesar 7,44 persen, dan di 2019 sebesar 9,20 persen.

Pertumbuhan ekonomi Konawe ini mulai terasa di tahun 2018 yang meningkat 2,23 persen dari tahun 2017, usai dari tahun 2015 hingga 2017 mengalami kondisi stagnan.

Pertumbuhan ini mendorong Konawe melampaui Kota Kendari yang tahun ini hanya di angka 6,66 persen, disusul Kabupaten Konawe Kepulauan sebesar 6,36 persen.

Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, mengatakan, capaian tersebut merupakan hasil kerja pemerintah daerah selama ini terlebih Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa.

“Melihat terobosan yang dilakukan pemerintah, khususnya bupati-angka ini sudah sewajarnya diraih Konawe. Terlebih target pemerintah daerah Konawe adalah menjadi kabupaten dengan angka pertumbuhan tertinggi di Sultra,” kata Gusli, Minggu (1/3/2020).

Sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi Konawe, menurutnya, datang dari sektor pertanian yang menyumbang angka pertumbuhan tertinggi sebesar 35 persen, disusul sektor peternakan dan sektor lainnya.

“Ini merupakan gambaran dari kemampuan ekonomi masyarakat kita secara luas, bagaimana ekonomi masyarakat kita terus alami peningkatan secara terstruktur,” tambahnya.

Gusli lalu membeberkan cara Pemda Konawe mendongkrak angka pertumbuhan itu. Kata dia, sebelum menetapkan anggaran APBD tahun 2019, bupati menetapkan lima parameter, berupa menetapkan angka pertumbuhan di atas dua digit.

“Sebenarnya angka pertumbuhan kita itu sekitar 2 dijit atau 10 persen lebih, tetapi karena kemarin kita terkena bencana banjir sehingga ada penurunan. Tapi Alhamdulillah hanya turun 0,8 persen,” ujar Gusli.

Parameter kedua, yakni pengangguran, yang menurutnya lagi juga turun drastis. Lalu ketiga, angka kemiskinan yang turun 3 persen.

Selanjutnya inflasi. Kata Gusli, inflasi menjadi perhatian utama lainnya mengingat pertumbuhan ekonomi turut jadi parameter perekonomian suatu daerah. Sehingga inflasi turut dijaga agar minat belanja masyarakat tetap tinggi untuk mendorong laju ekonomi daerah.

“Terakhir, kesenjangan sosial. Guna menyesaikan persoalan ini, Pemda Konawe membentuk Satuan Tugas Sapu Bersih (Satgas Saber) Kemiskinan. Tujunnya menjaga tidak terjadi kesenjangan. Itu penting agar jurang kemiskinan tidak melebar karena adanya disparitas (perbedaan),” ucapnya.

Laporan: Ulul Azmi
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan