Petani Kakao Konawe Dilatih Cara Membuat Coklat

  • Bagikan
Foto bersama petani peserta Diklat dengan Wabup Konawe, Paringringi, Wakil Ketua DPRD Konawe, Alauddin dan Kepala DKP Konawe, Muh. Akbar. (Foto: Dokumentasi Muh. Akbar/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Petani Kakao Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara menjadi bagian dari peserta Pelatihan 3 in 1 Operator Mesin-Mesin Kakao Berbasis Kompetensi. Kegiatan tersebut diselenggarakan Balai Pendidikan dan Latihan Industri Makassar, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Sebanyak 50 orang warga Konawe yang tersebar dari Kecamatan Abuki, Onembute dan Besulutu ikut jadi peserta. Pelatihan itu sendiri sudah berlangsung sejak tanggal 5 Februari dan akan berakhir tanggal 15 Februari 2018.

Kegiatan yang berlangsung di Makassar itu juga dihadiri langsung Wakil Bupati Konawe, Parinringi dan juga Wakil Ketua DPRD Konawe, Alauddin.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Konawe, Muh. Akbar saat dikofirmasi menuturkan, output dari pelatihan tersebut adalah untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) petani Kakao yang mampu mengolah biji Kakao menjadi bahan baku dan bubuk coklat.

Selain itu, mereka juga akan mampu mengoperasikan mesin-mesin pengolah biji Kakao yang berbasis kompetensi. Dengan demikian, keterampilan mereka akan tersertifikasi. Sehingga akan memudahkan mereka jika nanti akan melamar pekerjaan disektor industri Kakao.

Akbar mengungkapkan, potensi Kakao di Konawe saat ini cukup mengalami penurunan. Saat kegiatan Gernas berjalan dari tahun 2009-2015, produksi Kakao per hektarnya mampu mencapai 500-700 kilogram. Sementara per tahun 2017, produksinya hanya mencapai 200-400 kilogram per hektarnya.

“Dengan adanya pelatihan ini, petani jangan lagi menjual dalam bentuk biji Kakao. Tetapi sudah dalam bentuk coklat jadi, jika nanti mesin industrinya dapat difasilitasi daerah atau pusat,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kamis (8/2/2018).

Akbar menambahkan, pihaknya masih akan berupaya untuk menambah jatah pelatihan aneka olahan Kakao, pelatihan desain dan kemasan, pelatihan aneka rumput laut dan pelatihan aneka olahan ikan.

“Kalau setiap pelatihannya diikuti 50 orang, maka kita akan punya banyak stok SDM untuk pengembangan ekonomi kreatif. Dan yang terpenting, semua ini didanai dari pihak Balai Diklat Industri Makassar,” tandasnya.

Laporan: Mas Jaya

  • Bagikan