Polisi dan TNI Sergap Pedofil eks Tentara

  • Bagikan
AP eks tentara saat disergap tim gabungan Polisi dan TNI di Kendari, Rabu (1 Mei 2019). Foto: Istimewa.
AP eks tentara saat disergap tim gabungan Polisi dan TNI di Kendari, Rabu (1 Mei 2019). Foto: Istimewa.

SULTRAKINI.COM: Tim gabungan TNI dan Polisi menangkap mantan anggota TNI berinisal AP yang melarikan diri usai melakukan penculikan dan pencabulan terhadap 6 anak bawah umur, di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pedofil tersebut dikejar sejak akhir pekan lalu nanti Rabu (1 Mei 2019) pagi berhasil disergap saat bersembunyi di suatu kolong di salah satu rumah warga Jalan Jati Raya, tepatnya dekat Kampus Universitas Muhammadiyah Kendari.

Dandim 1417 Kendari, Letkol Fajar Lutfi Haris Wijaya menjelaskan pelaku saat ditangkap bersembunyi di kolong rumah warga.

“Dia sempat bersembunyi di kolong cucian rumah warga,” kata Fajar kepada wartawan di Kendari, Rabu (1 Mei 2019)

AP berasal dari Romean Maluku. Sebelumnya tercatat sebagai anggota TNI aktif di kesatuan Yonif 725 Woroagi. Ia dipecat terkait kasus perempuan.

AP melancarkan aksi pedofilia atau kelainan seksual yang menjadikan anak-anak sebagai objeknya sejak akhir April 2019.

Salah satu korbannya adalah R (9), murid kelas tiga SD yang tinggal di Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia. Pada Sabtu (27 April 2019) lalu, R yang sementara berjalan menuju Pasar Anduonohu dimampiri oleh lelaki paru baya (diduga keras adalah AP) yang mengaku sebagai teman bapaknya R.

R lalu dibonceng sepeda motor dibawa ke hutan Nangananga. Usai diperkosa R diantar pulang oleh pelaku di tempat semula, sekitar pasar Anduonohu.

Terakhir, Senin (29 April 2019) tim Buru Sergap Polres Kendari berhasil menyelamatkan seorang murid SD dari sanderaan AP di hutan Nangananga.

Detik-detik penangkapan mantan anggota TNI berinisal AP yang melarikan diri usai melakukan penculikan dan pencabulan sejumlah anak di Kendari. (Foto: Istimewa)
Detik-detik penangkapan mantan anggota TNI berinisal AP yang melarikan diri usai melakukan penculikan dan pencabulan sejumlah anak di Kendari. (Foto: Istimewa)

Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaedi menceritakan proses penyelamatan anak tersebut bermula dari laporan warga yang kehilangan anak. Polisi kemudian melakukan patrol. Di tengah jalan petugas menemukan pelaku yang sedang membawa korban. Saat itu Senin (29/4/2019) menjelang waktu Magrib.

“Kami melaksanakan kegiatan patroli, tidak sengaja bertemu dengan pelaku, sehingga pada saat itu kami melakukan pengejaran,” ungkap Jemi.

Pelaku lolos. Ia melarikan diri ke arah Hutan Nangananga, Kecamatan Baruga Kota Kendari. Namun petugas menyita sejumlah barang milik pelaku, seperti kendaraan roda dua dan dompet yang berisi identitas pelaku.

Dari kartu identitas yang ditemukan polisi ternyata pelaku adalah mantan anggota TNI berinisial AP yang pernah bermarkas di kesatuan Yonif 725 Woroagi.

Dandim 1417 Kendari, Letkol Fajar Lutfi Haris Wijaya membenarkan bahwa pelaku adalah mantan anggota TNI yang sudah disersi dari kesatuannya.
AP sebelum dipecat dari TNI menyandang pangkat Prada.

Polisi mencatat sedikitnya sudah ada enam anak yang menjadi korban penculikan dan kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh AP.

“Betul, penculikan anak perempuan, korbannya saat ini sudah mencapai enam orang,” ujar Kapolres Kendari AKBP Jemi Junaedi di RS Bhayangkari, Kendari, Senin (29/4/2019).

Sejak saat itu polisi melakukan pengejaran ekstra terhadap AP. Hasilnya, tim gabungan Polisi dan TNI yang dibantu masyarakat berhasil menghentikan pelarian sang pedofil.

Pelaku melancarkan aksi dengan cara mendatangi sekolah-sekolah untuk mengintai korban.
Pelaku mengincar dan mendekati korban lalu mengaku kalau dia adalah utusan orangtua atau keluarga korban.

Setelah korban percaya, lalu pelaku membawa korban ke hutan dan terjadilah perkosaan.

Petugas yang melakukan pengejaran melibatkan anjing pelacak.

Pengejaran di Hutan Nangananga, polisi terkendala karena kondisi hutan yang berlumpur dan berbukit sehingga kehilangan jejak.

Namun kemudian petugas melakukan penyekatan di jalur-jalur yang diduga akan digunakan pelaku untuk keluar dari Hutan Nanga-Nanga.

Laporan: Shen Keanu

  • Bagikan