Poltekes Kendari-Pemkab Konawe Sepakati Program Desa Binaan Masyarakat Pesisir

  • Bagikan
Foto bersama Plt Bupati Konawe, Parinringi, Ketua DPW PPNI Sultra, Heriyanto dan Direktur Poltekes Kemenkes Kendari, Askrening, usai penandatanganan nota kesepahaman, Selasa (15/5/2018). (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)
Foto bersama Plt Bupati Konawe, Parinringi, Ketua DPW PPNI Sultra, Heriyanto dan Direktur Poltekes Kemenkes Kendari, Askrening, usai penandatanganan nota kesepahaman, Selasa (15/5/2018). (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Pelaksanaan program desa binaan masyarakat pesisir suku Bajo di Kecamatan Soropia oleh Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kendari, mendapat tanggapan positif dari Pemerintah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Salah satu bentuk sinergitas terwujudnya pelaksanaan program desa binaan masyarakat pesisir tersebut, dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama Pelaksana Tugas Bupati Konawe, Parinringi dan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Heriyanto. Program ini nantinya bergerak di bidang kesehatan melalui program desa binaan.

“Saya sangat menyambut baik adanya program ini yang memiliki tujuan umenciptakan masyarakat sehat. Kami selaku Pemkab Konawe sangat terbantukan oleh pihak Poltekes yang ikut berpartisipasi melakukan pembinaan. Langkah kami untuk mendukung program ini adalah mengkoordinasikan Dinas Kesehatan melalui tenaga kesehatan yang ada di puskesmas setempat untuk membantu pelaksanaan program desa binaan masyarakat pesisir,” ujar Parinringi kepada SultraKini.Com ditemui di Poltekes Kendari, Selasa (15/5/2018).

Direktur Poltekes Kemenkes Kendari, Askrening menjelaskan program desa binaan masyarakat pesisir telah dilaksanakan sejak Maret 2018 dan berlangsung hingga 2028.

“Indikator program ini dilaksanakan, mengingat masih minimnya pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat pesisir yang ada di Kecamatan Soropia. Target kami dalam program ini menjadikan desa tersebut sebagai pelopor PHBS dan merubah mindset mereka tentang pentingnya lingkungan yang sehat,” jelasnya.

Secara teknis, lanjut Askrening, pihaknya akan melakukan pembinaan di desa tersebut secara berkelanjutan melalui praktek kerja lapangan (PKL) dari mahasiswa Jurusan Kebidanan, Keperawatan, dan Gizi.

“Dalam setahun mahasiswa kami melaksanakan PKL dua kali. Mereka nanti kita tugaskan melaksanakan program ini melalui keterampilan yang sudah dibekali oleh dosen mereka. Selama proses ini berlansung, kita akan evaluasi terus untuk mengetahui sudah sampai dimana proses ini berjalan,” pungkasnya.

 

 

Laporan: Wayan Sukanta

  • Bagikan