Puluhan Petugas RSUD Muna Mogok Kerja, Direktur Malah Liburan ?

  • Bagikan
Suasana sejumlah petugas medis RSUD Muna yang melakukan aksi protes dilantai dua RSUD Muna. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM)
Suasana sejumlah petugas medis RSUD Muna yang melakukan aksi protes dilantai dua RSUD Muna. (Foto: Arto Rasyid/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Persoalan insentif, sejumlah petugas medis di RSUD Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara melakukan mogok pada Jum’at (14/12/2018). Aksi protes tersebut kemudian berimplikasi umpuhnya aktifitas pelayanan.

Hal itu dipicu, akibat wacana penerimaan insentif selama satu tahun yang dibacakan oleh Kepala Bagian Tata Usaha (KTU) RSUD Muna, Sitti Marwiah Kamis(13/12/2018), dinilai tidak adil sebab besaran insentif yang akan diterima dilihat dari tingginya pendidikan bukan dari beban kerja pegawai.

Di antaranya ruang rawat inap Delima kompensasi Rp 700 ribu, ruang inap Flamboyan, Anggrek, Mawar dan Kamboja Rp 900 ribu sementara di ruang Perinatologi, UGD serta ICU Rp 1 juta.

“Itu tidak adil itu pun masih dibedakan antara lulusan D3 dan S1, sementara kita dituntut disiplin bahkan dari kebijakan ada sebagian dari kita insentif yang diterima lebih besar cleaning service,” keluh Rita (nama disamarkan) yang dibenarkan rekan-rekannya kepada SultraKini.Com, Jumat (14/12/2018).

Selain itu, unggahan status di media sosial Facebook oleh akun Wa Ode Imelda Effendy istri dari Derektur RSUD Muna, Agus Susanto yang juga dr. spesialis Radiologi. “jalan yuks…biar makin byk yg gigitjari? Hellow…..anda butuh liburan kayaknya?” status tersebut menjadi sorotan para petugas medis sebab dikaitkan melakukan perjalanan liburan di tengah polemik saat ini.

“Kita dibawah tidak pernah tahu tujuan keluar daerah direktur itu urusan dinas atau pribadi? Tapi dari unggahan istrinya terkasan menyindir orang-orang di sini (RSUD Muna),” tudingnya.

Sementara itu, menurut salah satu honorer yang namanya juga enggan disebutkan, bahwa isu yang berkembang di internal RSUD Muna terkait penerimaan insentif yang dikeluhan rekan-rekannya hanya karena persoalan mis komunikasi.

“Sempat saya mendengar dari mereka kalau ada yang terima hanya Rp 600 ribu sementara lainnya sampai Rp 1 juta, tapi saat saya tanya apakah sudah diterima, mereka jawab belum. Terlalu cepat menyimpulkan sementara soal ini masih dirapatkan, kalau saya sabar saja menunggu kepastian,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan SultraKini.Com, sejumlah petugas medis membubarkan diri pasca pihak managemen RSUD Muna menggelar rapat membahas terkait besaran penerimaan insentif.

Namun, sejumlah petugas medis yang kesal tetap menyatakan sikap bahwa aksi mogok kerja terus dilakukan. Misalnya, mengenakan jilbab hitam sebagai bentuk duka atas apa yang mereka alami sampai mendapat kepastian terkait besaran insentif yang akan diterima.

“Kami bosan dijanji-janji saja,” singkatnya.

Sampai berita ini diterbitkan SultraKini.com belum dapat mengkonfirmasi pihak managemen RSUD Muna karena sedang berlangsung rapat.

Laporan: Arto Rasyid
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan