Puncak HANI 2020, Kepala BNNP Sultra Ungkap Trend Penangkapan Bandar Narkotika di Sultra Naik

  • Bagikan
Pose bersama usia upacara HANI di Rumah Jabatan Gubernur Sultra (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2020, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara (Sultra), bersama Gubernur Ali Mazi, Wakil Gubernur, Kapolda, Dandrem, Danlanud, Danlanal, Kabinda, Kajati, serta Forkopimda lainnya di Sultra mengikuti upacara pucak nasional secara virtual yang di pusatkan di Rumah Jabatan Gubernur, Jumat (26/6/2020).

Momentum HANI tahun ini bertajuk, “Hidup 100% di Era New Normal Sadar, Sehat, Produktif dan Bahagia Tanpa Narkoba” menjadi harapan BNN kedepannya.

Kepala BNNP Sultra, Brigjen Pol Ghiri Prawijaya, mengatakan bahwa berdasarkan sejarah, HANI bukan memeriahkan, melainkan bentuk keprihatinan dunia terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan sebagai bentuk gerakan perlawanan terhadap bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang yang berdampak buruk terhadap kesehatan, perkembangan sosial, ekonomi serta keamanan dan kedamaian dunia. 

“Oleh karena itu setiap tanggal 26 juni ditetapkan sebagai hari anti narkotika internasional. Penetapan ini dicanangkan oleh United Nations Office Druggs and Crime (UNODC) pada 26 Juni 1988. Tanggal ini dipilih dengan mengambil momen pengungkapan kasus perdagangan opium oleh Lin Zexu di Humen,” kata Brigjen Pol Ghiri Prawijaya, dalam sambutannya disela-sela acara upacara peringatan HANI. 

Kata Brigjen Ghiri, peringatan HANI setiap tahunnya dilaksanakan untuk memperkuat aksi dan kerjasama secara global. Selain itu melalui peringatan ini akan mengingatkan masyarakat untuk menghindari penyalahgunaan narkoba, melawan penyalahgunaan narkoba dan penjualan obat secara ilegal.

“Jadi BNNP ini bukan hanya melakukan penangkapan saja tetapi juga ada pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan juga ada rehabilitasi. Melakukan rehabilitasi gunanya agar pengguna bisa berkurang, sementara pemberdayaan dan pencegahan itu kampanye yang bisa langsung dilakukan di masyarakat, bekerjasama dengan instansi di pemerintahan,” ucap Ghiri. 

Menyikapi perkembangan Narkotika di Sultra saat ini, Ghiri Prawijaya, mengatakan bahwa meskipun narkotika tetap ada di wilayah Sultra, namun demikian harga dan semuanya akan turun. 

Bahkan, beberapa informasi yang diperoleh BNNP, sekarang ini para bandar itu, khusus di wilayah Sultra ini bukan tujuan utama mereka (bandar), itu yang menjadi keberhasilan BNNP saat ini. 

“Ada daerah-daerah lain diluar Sultra yang jauh lebih mahal harganya. Itulah sebabnya kenapa BNNP harus melakukan upaya-upaya supaya deman dan supalay bisa berimbang dengan cara disamping dengan melakukan pemberantasan dan kampanye seperti yang dilakukan saat ini,” ungkap Ghiri usai upacara pada awak media. 

Untuk itu, kata Ghiri, peringatan HANI ini harus dimaknai sebagai bentuk keprihatinan internasional dan sebagai momentum untuk melakukan pencegahan secara bersama-sama.

Dia juga menyebutkan, saat ini kalau narkoba itu dalam hal penangkapan bukan tidak ada, tetapi semakin BNNP bekerja, maka akan semakin terungkap. Justru dalam hal penangkapan di BNNP Sultra trendnya mengalami kenaikan.

“Tetapi kalau kita mau lihat indikator berhasil atau tidak berhasil itu bisa dilihat secara umum,” ujarnya.   

Selain itu, Ia juga menyebutkan meskipun dibolak balik pun, pengguna narkoba itu bukan tidak mungkin gak ada. Tapi hanya diharapkan penggunanya berkurang. 

“Kalau trend pengguna itu sekarang ini semakin membaik artinya tidak semakin banyak penggunanya, masih sama dengan yang lalu. Kalau bandar semakin banyak yang kita ungkap, trafiknya semakin naik. Hingga sampai bulan Juni ini sudah hampir 3 Kg, itu capaian untuk semester awal BNNP, ” katanta. 

“Rata-rata penangkapan narkoba di Sultra ada di bandar. Hingga sampai Juni BNNP sudah mengamankan narkoba berkisar 3 sampai 5 kg,” tambahnya lagi. 

Menyikapi perkembangan tersebut, Ia mengaku koordinasi dengan Polda Sultra dalam hal pemberantasan dan penyalahgunaan narkoba ini semakin bekerjasama dan bersinergi. 

“Untuk kasus yang berkaitan dengan jaringan, itu kami utamaka. Sementara untuk kasus pengguna itu biasanya dari Polda karena jaringannya lebih luas sampai ditingkat bawah yakni Polsek.  Sedangkan  yang berkaitan dengan bandar-bandar yang akan masuk di wilayah Sultra itu kita cegah dari luar dan kita akan tangkap setelah masuk di wilayah kita,” bebernya lagi.  

Olehnya itu, dirinya berharap dalam hal pencegahan dan pemberantasan Narkotika ini di Sultra perlu keterlibatan semua pihak dan semua elemen masyarakat. 

“Jadi harus di garis bawahi bahwa narkoba ini bukan hanya tanggung jawab bnnp tetapi kerja kita bersama dengan instansi lainnya, dalam hal ini pencegahan, pemberdayaan dan rehabilitasi, melakukan kampanye supaya  masyarakat mau dan tidak mengecilkan masyarakat yang pengguna karena pengguna juga itu adalah korban bukan bandar,” tutupnya. 

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan