Rambut di Wajah Pria Bisa Cerminkan Kondisi Kesehatan

  • Bagikan
Rambut di Wajah Pria Ternyata Bisa Cerminkan Kondisi Kesehatan foto : tribun manado - tribunnews.com
Rambut di Wajah Pria Ternyata Bisa Cerminkan Kondisi Kesehatan foto : tribun manado - tribunnews.com

SULTRAKINI.COM: Banyak pria menganggap menumbuhkan rambut di wajah, seperti brewok atau kumis, bisa menambah sisi maskulin diri mereka. Apapun alasannya, ternyata kita sebenarnya perlu memperhatikan rambut yang tumbuh di wajah karena bisa menunjukkan ada tidaknya masalah kesehatan.

Dermatolog Joel Schlessinger dan ahli gizi Paul Salter setuju, rambut wajah dapat menjadi tanda kondisi kesehatan kita. Berikut ini kondisi kesehatan kita yang dilihat dari rambut wajah.

1. Rontok

Jenggot yang rontok bisa menjadi pertanda adanya alopecia barbae yang merupakan gangguan autoimun. Meski tidak menular ataupun berbahaya, tetapi kondisi ini bisa memicu iritasi, rasa terbakar, dan peradangan kulit.

Autoimun terjadi ketika tubuh melihat folikel rambut sebagai “penyusup” dan menyerang sel rambut sampai berhenti tumbuh. Kondisi ini tak dapat diobati. Konsultasikan dengan dokter jika kerontokan brewok dan rambut di kepala secara bersamaan, merasa lemas, berat badan turun tanpa sebab, atau gangguan pencernaan. Bisa jadi, kondisi ini disebabkan karena adanya gangguan tiroid, lupus atau diabetes.

2. Jenggot tipis dan menipis

Jenggot semula lebat kemudian menjadi menipis bisa disebabkan karena kekurangan nutrisi penting. Paul Salter mengatakan, jika kita tak mengkonsumsi kalori yang cukup, pertumbuhan dan pemeliharaan rambut tidak akan optimal.

Protein memainkan peran penting dalam membangun dan memperbaiki jaringan. Jika kekurangan zat gizi ini, tubuh akan mengambil protein dari mana saja. Inilah yang memicu kerontokkan rambut. Untuk itu, kita harus mengkonsumsi sumber protein sehat tanpa lemak.

Nutrisi lain yang mendorong pertumbuhan rambut sehat adalah vitamin E dan C, seng, biotin, dan asam lemak.

Menipisnya rambut di wajah juga pertanda adanya alergi makanan khusus yang kita alami. Alergi tersebut menyebabkan produksi peradangan dalam skala besar di tubuh. Namun, gejala tersebut bervariasi pada setiap orang.

Salter mengatakan, rambut rontok sangat umum. Namun, kerontokan ini bisa juga menjadi gejala umum dari anemia.

3. Rambut wajah sangat tebal

Rambut di wajah adalah karakteristik seks sekunder. Hormon testosteron berperan besar dalam perkembangan rambut di wajah. jadi, memiliki rambut wajah yang tebal menunjukkan kalau kita memiliki sensitivitas testeron lebih tinggi.

Hormon ini juga mengubah rambut velus atau rambut ringan dan berbulu halus yang berkembang di tubuh selama kanak-kanak. Dengan testosteron, rambut velus akan berubah menjadi rambut terminal atau rambut yang tebal dan kasar yang berkembang saat pubertas.

4. Kering dan rapuh

Rambut wajah yang kering dan rapuh bisa terjadi karena kita terlalu sering membersihkannya. Rambut di wajah memang berbeda secara struktural dari rambut di kepala. Jadi, perawatannya juga tidak bisa disamakan.

Gunakan pembersih yang dirancang untuk wajah dan jenggot. Sampo rambut memang dapat digunakan saat kondisi darurat. Tapi, jangan terlalu sering menggunakannya. Kita bisa memakai minyak khusus rambut diwajah, serta menyisir atau menyikatnya setiap hari agar terlihat bersih dan rapi.

5. Sedikit terkelupas

Kulit di sekitar rambut wajah terkelupas bisa menjadi pertanda adanya ketombe di jenggot. Untuk mengatasinya, gunakan sampo khusus yang mengandung bahan antibakteri. Sampo khusus biasanya dapat menghilangkan ketombe, gatal, dermatitis, atau folikulitis alias peradangan pada folikel rambut yang dapat menyebabkan benjolan merah seperti jerawat kecil.

6. Rambut wajah tak dapat tumbuh

Jika rambut di wajah benar-benar tak bisa tumbuh, kemungkinan itu karena pengaruh genetika dalam pertumbuhan rambut. Tak memiliki jenggot memang bukan hal berbahaya.
Beberapa riset menunjukkan orang yang tak memiliki rambut di wajah kecil kemungkinannya untuk mengalami kebotakan dari pada mereka yang memiliki jenggot tebal.

Sumber : Kompas.com dan Health.Detik.com
Laporan : Wa Ode Dirmayanti

  • Bagikan